JSON Variables

Header Ads

[Review] Nostalgia The Magician of Love, Jatuh Cinta (Lagi) Ama Ming Dao

Dua hari ini ane disibukkan dengan menonton ulang drama Taiwan The Magician of Love. Tiga hari yang lalu iseng aja pengen ngedonlot, eh gak taunya malah gak bisa berhenti buat nonton. Sampai acara begadang dan mata ngantuk super berat segala. Haha. Padahal cuma re-run doang, tapi nontonnya sampai sebegitunya. Ehe.

Tapi okelah, ane gak mau ngebahas gimana perjuangan ane nonton drama ini. Aku mau ngebahas sedikit tentang pesona drama ini dan kenangan tersendiri yang ku miliki tentangnya.

Seingatku, aku pertama kali menonton drama ini waktu ku masih MTs, mungkin sekitar tahun 2007an. Sebelum drama ini tayang di TV, drama taiwan yang pertama kali tayang adalah The Prince who Turns Into a Frog. Ini drama juga drama paling fenomenal yang pernah ku lihat. Di drama inilah pertama kali ku mengenal Ming Dao dan jatuh cinta padanya. Oho. Drama ini juga sukses besar di taiwan dan berhasil memecahkan rekor rating yang sebelumnya di pegang Meteor Garden. Hal ini membuat para pemeran utama yang kebanyakan adalah member grup 183 Club ikut-ikutan terkenal, lalu membintangi drama satu lagi yang ratingnya lumayan tinggi, yaitu drama ini, The Magician of Love.
Sumber: es.wikia.com
Drama ini bercerita tentang para penata rambut yang tergabung dalam salon Neo-Image, Ya Si, Richie, dan Fei Nan Du, serta seorang gadis bernama Xiao Bei yang berasal dari tempat cukur rambut biasa, namun ternyata memiliki bakat terpendam luar biasa. Pada eposide-episode awal, kita akan dihibur dengan berbagai macam adegan dan dialog kocak yang membuat ku tertawa. Sebagian mungkin terkesan lebay, tapi itu tak mengurangi pesona drama ini dan tetap sukses membuatku menyukainya.

Ah, bicara masalah format lebay drama Taiwan, ku pikir popularitas drama semacam ini dimulai dari drama Prince Frog. Karena setahuku, drama seperti Meteor Garden, Mars, masih normal-normal aja dan gak ada adegan yang lebai. Well, kalau sekarang sepertinya kita bisa bebas memilih dua tipe drama Taiwan. Mau yang banyak adegan lebainya, ada, mau yang wajar juga ada. ^_^

Oke, back to Magician of Love. Seperti drama-drama kebanyakan, hubungan awal Ya Si dan Xiao Bei dimulai dengan musuh-musuhan, baru deh cinta-cintaan. Yang ku suka dari drama ini adalah, yang pertama kali menunjukkan ketertarikan adalah Ya Si, bukan Xiao Bei. Nyaha. Jujur ku kurang suka ama cerita tentang cewek yang pertama kali jatuh cinta ama cowok terus sibuk ngejar-ngejar gak karuan, rasanya bikin harga diri cewek jatuh aja. Waha. Ehm, back to topic. Tentu saja, selain mereka berdua, ada juga pihak ketiga yang membuat hati mereka dan hubungan mereka rada tersendat, seperti Richie dan Qing Kong. Nah, kalo yang ini aku gak suka. Aku tipe orang yang mau melihat hubungan lurus-lurus aja tanpa ada pihak ketiga. Tapi yang namanya drama, pasti mesti diciptakan tokoh pihak ketiga untuk membuat ceritanya semakin menarik, kan? ^o^

Seperti biasa, berhubung aku nontonnya marathon sampai akhir, banyak adegan yang ku skip agar ku bisa menyelesaikan drama ini lebih cepat. Adegan yang ada Qing Kong kebanyakan ku skip (wkwk), adegan yang ku tonton kebanyakan adalah adegan tentang Ya Si dan Xiao Bei, atau adegan yang cukup kocak. Pada episode-episode awal hampir semua adegan ku tonton, tapi di bagian tengah dan akhir episode kebanyakan ku skip karena banyak adegan sentimentalnya. Hoho.

Okeila, sekarang aku mau membahas tentang adegan atau bagian cerita yang cukup menarik perhatianku. Pertama adalah kode rahasia yang dimiliki Xiao Bei dan Richie. Ugh, aku ingat waktu masih sekolah dulu, adegan ini sering ku tiru bersama teman-teman segeng. Nyaha. Rasanya keren aja gitu. Tapi adegan ini sebenarnya cuma ada di bagian-bagian awal cerita, selebihnya tak ada lagi.

Sumber: gooddrama.net
Kedua, adegan kocak yang ku suka adalah waktu Xiao Bei memutuskan untuk bekerja di Neo Image. Ia datang di antar ayahnya, dan seperti yang Fei Nan Du bilang, kesannya seakan-akan Xiao Bei mau menikah saja. Nyaha. Lucunya, waktu adegan serah terima Xiao Bei ke Neo Image, Ya Si dan Richie mengulurkan tangan secara bersamaan. Haha. Asli lucu abis. Tapi bagiku yang lebih lucu adalah, melihat dua temannya mengulurkan tangan, Fei Nan Du yang gak tahu apa-apa malah ikut-ikutan mengulurkan tangan. Wkwk. Tapi tentu saja, seperti yang sudah ditebak, yang diterima Xiao Bei adalah uluran tangan Richie. Ya Si cuma bisa melihat dengan pahit, dan Fei Nan Du malah ‘menghiburnya’ dengan mengatakan bahwa orang yang ‘dinikahi’ Xiao Bei sepertinya adalah Richie. Gkgk
Pertama, Ya Si dan Richie mengulurkan tangannya
Ujung-ujunganya Fei Nan Du malah ikut-ikutan. Haha. Sumber: gooddrama.net
Adegan semacam itu diulang sebanyak tiga kali. Di kali kedua, Richi dan Ya Si mengulurkan tangan, Fei Nan Du udah mundur duluan. Namun akhirnya Richie merebut tangan Xiao Bei secara paksa. Adegan selanjutnya ada di episode terakhir. Dan disini tentu saja, cuma Ya Si seorang yang mengulurkan tangan. ^_^

Adegan selanjutnya yang ku suka, apa ya? Hmm, mungkin lebih kepada adegan-adegan romantis yang dialami Ya Si dan Xiao Bei, terlebih lagi waktu Ya Si menyamar jadi adiknya saat mereka bertemu dengan nenek Ya Si. Waktu mereka berdua ada di kapal, terjebak di dalam loteng, juga cukup sweet. Hoho. Tapi tentu saja, adegan paling sweet adalah waktu mereka berdua terjebak di ruang penyimpanan kasur di rumah sakit, waktu mereka pada akhirnya mengungkapkan perasaan masing-masing. Lucu aja gitu ama kelakuan si Nenek yang tega-teganya mengunci cucu sendiri di ruangan tersebut dan malah asyik-asyiknya menonton mereka lewat kamera pengawas, masih sempat-sempat pula merekamnya pake ponsel. Waktu sadar mereka berdua jatuh pingsan karena keracunan, baru deh para ribut. Haha. Dan lebih lucu lagi, waktu si nenek dengan pedenya menunjukkan pada para kru di Neo-Image dan orang tua Xiao Bei mengenai video tentang ‘proses mereka berdua keracunan’ tersebut yang sebenarnya adalah adegan waktu mereka berdua ciuman. Gkgk. Asli bikin ngakak.

Ah, ada satu lagu adegan yang ku suka. Waktu Qing Kong dan Ya Si pengen pergi ke Inggris, diadakan kuis untuk menentukan pasangan sejati, dan ternyata Xiao Bei dan Ya Si lah pemenangnya. Pertanyaan paling kocak bagiku adalah waktu ditanya apa nomor keberuntungan mereka. Lalu Richie, Xiao Bei dan Ya Si menjawab kompak 23. Hahaha. Waktu ku melihat adegan itu, ku pikir rasanya dunia cuma milik mereka bertiga. Angka 23 sendiri adalah angka yang ada di jaket Ya Si dikala ia menolong Xiao Bei, dan Xiao Bei salah menyangka, mengira penolongnya adalah Richie. Gkgk. Tapi tentu saja, saat skor Qing Kong dan Xiao Bei seri, pertanyaan terakhir sebagai penentu benar-benar menusuk. Siapa orang yang paling dikasihi Ya si? Qing Kong dengan yakin menjawab bahwa itu adalah neneknya, tapi sebenarnya jawabannya adalah adik Ya Si, dan Xiao Bei bisa menjawab dengan benar. Jadilah si penyelenggara acara jadi keki sendiri waktu mau mengumumkan siapa pemenangnya. Fufu... menang telak dah.

Oke, terlepas dari adegan romantis, ku rasa adegan yang paling berkesan bagiku adalah waktu Xiao Bei menata rambut cewek yang merupakan pemain tennis. Waktu menonton adegan ini, tak ada satu pun bagian yang ku skip. Haha. Mungkin karena cewek itu adalah cewek yang juga merupakan pemeran Yin Xi dan Prince Frog, sehingga waktu ngeliatnya berasa bikin nostalgia aja. Selain itu, adegan itu merupakan titik balik dalam karir Xiao Bei dimana kemampuannya akhirnya diakui oleh para kru di Neo-Image. Rambut Yin Xi juga hasil akhirnya keren, kok. Hoho. Kanpeki! (Kanpeki apa yak bahasa mandarinnya?) >o<
Sumber: gooddrama.net
Yah, kalau bicara masalah adegan penata rambut, aku memang suka melihat semuanya. Mendengar suara gunting, rasanya keren aja gitu. Well, pada kenyatannya aku memang suka pada hal-hal yang terkait dengan dunia permodelan. Bukan berarti aku pengen jadi model yak (sadar diri). Lebih dari itu, aku memang lebih suka ke bagian penataan rambut. Sama seperti manga Beauty Pop yang juga bercerita tentang para penata rambut, mungkin drama ini memiliki arti tersendiri bagiku karena memang tema yang diangkat adalah tentang stylish. Aku menyukai itu, meski sadar diri bahwa aku tidak mungkin bisa menjadi bagian mereka, mungkin suatu hari nanti aku juga bisa menulis cerita tentang penata rambut? (^_^)

Oke, kesimpulannya, selain drama ini membuatku kembali bernostalgia, drama ini juga berhasil membuatku jatuh cinta (lagi) dengan Ming Dao. Ehehe. Mungkin beberapa hari kemudian bakal lupa lagi ama beliau dan jatuh cinta ama aktor lainnya. Tak apalah. Untuk sekarang nikmati aja dulu rasa suka ini. :D

Post a Comment

1 Comments

  1. Link download sub indo nya dimana ya kak?aku cari2 ga ada 😢

    ReplyDelete