JSON Variables

Header Ads

[Light Novel] Aquatium Prologue

Seorang lelaki separuh baya berjalan terhuyung ke kiri dan ke kanan di sebuah gang kecil. Kemeja putih yang dikenakannya mulai kotor, dasi bercorak garis abu-abu di lehernya tampak longgar. Tas jinjing yang ia kenakan ikut bergerak ke sana ke mari mengikuti irama langkah kakinya.
Dilihat dari sisi mana pun, lelaki itu tengah mabuk.
Sambil terus berjalan dengan kepala tertunduk, tanpa sadar ia menabrak sebuah benda empuk yang ada di hadapannya. Ia menengadah, lalu tersenyum aneh saat sadar bahwa yang tengah ditabraknya adalah seorang pria berambut kuning. Di samping pria itu ada seorang pria lagi, yang kelihatannya lebih muda dari usia mereka berdua. Lelaki itu mengalihkan pandangannya pada pria muda itu, lalu kembali melempar senyum aneh.
Pria berambut kuning itu tampak tak suka dengan ulah lelaki mabuk di hadapannya. Dengan sebuah tendangan keras, lelaki itu terhuyung ke tempat tumpukan sampah plastik lalu mengaduh kesakitan. Pria berambut kuning itu tersenyum puas, lalu melanjutkan perjalanannya menyusuri gang kecil tersebut.
Si pria muda melihat lelaki yang kelihatannya masih kesulitan untung bangkit dari tumpukan sampah yang mengelilinginya. Untuk sekilas ia merasa kasihan. Ia menyenggol sahabatnya.
“Tak apa kau menendang pria tersebut? Hati-hati, dosamu akan bertambah,” ia mengingatkan.
Pria berambut kuning mengangkat bahu. “Tak masalah. Pahalaku masih banyak.”
Ia menarik tangan kanannya, menggambar sebuah garis vertikal pendek di atas angin. Segera saja sebuah layar hologram berbentuk persegi empat muncul di hadapannya. Ia menunjukkan kotak itu pada sahabatnya. Si pria muda memperhatikan.
Di layar tersebut ada dua buah gambar batangan yang bersebelahan. Satu berwarna merah, dan satunya berwarna hijau. Di bawah batangan merah ada tulisan Dosa, sedang di bawah batangan hijau ada tulisan pahala. Di atas gambar batangan tersebut ada pula tulisan angka kecil tentang jumlah poin yang dimiliki batangan hijau dan merah tersebut. Tapi si pria muda itu tak begitu mempedulikan angka yang tertulis disana tersebut. Saat ia melihat dengan jelas bahwa ketinggian batangan hijau jauh melebihi batangan merah, ia mengangguk mengerti. Pria berambut kuning tersebut memencet sebuah tombol yang ada di bagian bawah hologram tersebut dan dalam seketika gambaran layar itu menghilang.
“Kau sendiri, apa kau tidak ingin menambah pahalamu dengan menolong lelaki mabuk tersebut?” kini giliran si pria berambut kuning yang bertanya pada sahabatnya.
Pria muda itu tersenyum sambil menggeleng. “Aku punya proyek lebih menjanjikan di mana aku bisa mendapatkan pahala lebih besar ketimbang menolong lelaki tak berguna itu.”

Post a Comment

0 Comments