JSON Variables

Header Ads

Sabel, Sahabat Belajar, Ide Sederhana yang Menjadi Mimpi Indah


Sepulang dari BLK, aku berniat ingin mampir dulu untuk temu jumpa dengan temanku, Au. Dia adalah temanku semasa ku bersekolah di M2M dan sekarang masih berada di MTP juga. Meski begitu, aku tidak berencana menemuinya dirumahnya, namun di di tempat bimbingan belajar dimana ia tengah mengajar: Sabel.

Sabel bukanlah sebuah nama yang asing bagiku. Sabel sendiri singkatan dari frasa Sahabat Belajar, istilah yang dulu dicetuskan salah satu temanku ketika aku masih di M2M. Ya, singkatnya, tempat kursus ini merupakan tempat kursus yang dibangun oleh teman sekolahku dulu.


Adalah Mam bersama Mas, yang dulu pertama kali menggunakan istilah Sahabat Belajar untuk menamaui geng mereka yang suka menjelajah alam sambil tetap belajar. Sebelum lulus dari SMA, mereka mengeluarkan sebuah gagasan bahwa mereka ingin mendirikan sebuah tempat bimbingan belajar bernama Sabel. Kala itu, banyak teman yang menertawakan dan menganggapnya sebagai ide kosong belaka. Tapi siapa kira, sekarang temapt kursus itu benar-benar telah berdiri. Dibantu oleh beberapa temanku yang lain, yang juga bertindak sebagai founding father seperti Rif dan Ba (alm), tempat kurus itu bahkan sudah memiliki izin badan usaha dan kini memiliki tempat kursus yang memadai.

Ada dua macam Sabel yang telah terbentuk sekarang ini: Sabel 1 dan Sabel 2. Sabel 1 difokuskan untuk anak SD dan dibawahnya, sementara Sabel 2 untuk SMP, SMA dan SD kelas 6. sabel yang ku datangi tadi adalah Sabel 2 sehingga yang belajar disini rata-rata anak SMP sederajat. Sepertinya tempat kursus Sabel ini cukup menarik minat para orang tua yang peduli dengan pendidikan anaknya. Tadi saja, sewaktu aku ada disana, ada tiga orang ibu bersama anaknya yang datang untuk mendaftar kursus. Melihat gaya Au yang tampak elegan saat melayani mereka membuatku terkagum-kagum. Sepertinya beginilah gaya seorang administrator yang benar. Nyaha.

Au tampak sibuk mengajar dan melayani pendaftar kursus, sehingga ia tak punya banyak waktu untuk bicara denganku. Tapi aku sendiri tidak begitu masalah, karena ternyata aku juga ketemu dengan satu lagi temanku semasa SMA, As. Dia mengajar disini sebagai guru Bahasa Inggris, dan mesti ku akui ia memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang sangat bagus. Meski begitu, aku tidak mau bertindak tidak sopan dan masuh menyelonong ke kelas yang mereka ajar, sehingga aku Cuma duduk nongkrong di pelataran.

Au akhirnya mendapatkan break time dan kami mulai bisa mengobrol. Sebenarnya obrolan kami tidak begitu penting, Cuma ingin say hello saja untuk mengetahui keadaan masing-masing. Aku tanyakan kemana mam sekarang, ternyata ia tengah pergi ke luar daerah untuk mengambil profesionalisme profesi. Rif sendiri kini bekerja di kearsipan daerah, dan hari ini sedang sibuk menjaga stand pameran di alun-alun Ratu Zaleha. Ah, teman-temanku sekarang benar-benar telah menjadi orang uang super sibuk. Au juga begitu. Pagi ia mengajar di sekolah, siang mengajar di sabel, malamnya juga masih memberi les tambahan untuk anak-anak yang datang ke rumahnya. Wah, wah… salut aku mendengarnya.

Sampai kemudian, Au harus kembali mengajar, namun ada satu anak yang kepengen minta bantuan untuk mengerjakan PR-nya Au lirik-lirik padaku, meminta bantuan agar aku yang mengajarinya. Tentu saja aku tidak menolak!

Materinya sendiri adalah Bahasa Indonesia, tentang cerpen Robohnya Surau Kami dimana ia harus menetukan tema, alur, setting, dan semacamnya. Aku menjelaskan sebisaku, tapi kemudian aku tersadar bahwa anak itu sendiri cukup cerdas dan bisa menangkap pelajaran tanpa banyak kesulitan. Sungguh beda sekali dengan keadaaanku sewaktu mengajar PPL waktu kuliah dulu. Padahal kala itu anak-anak yang ku ajar kelas 2 SMP. Hmm, apa karena pelajarannya yang emang beda? B. Inggris vs B. Indonesia? ^0^

Jam menunjukkan hampir jam 6 sore ketika ku selesai memberikan jawaban pe-ernya. Mereka berpamitan, dan Au tak lama kemudian juga selesai mengajar. Aku undur diri karena hari sudah semakin gelap, kepada As juga, dan berjanji untuk datang berkunjung lagi lain waktu.

Hmm, hari ini adalah hari yang melelahkan. Aku bahkan menulis artikel ini sambil terkantuk-kantuk. Haha. Tapi tak apalah. Besok akan menjadi hari yang lebih panjang lagi, tapi nikmati saja. :)

Post a Comment

0 Comments