JSON Variables

Header Ads

Kebiasaan Lazim di Luar Negeri yang Dianggap Kurang Populer di Indonesia

Indonesia itu negara unik, orang-orangnya unik, kelakuannya juga unik. Well, untuk bahasan yang satu ini, unik yang ku maksud disini mungkin lebih kepada unik yang aneh. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, kali ini aku akan membahas beberapa kebiasaan Indonesia, yang kalau di luar negeri di anggap biasa, tapi kalo di negara kita dianggap sedikit aneh dan tidak populer, kalau tidak mau dibilang ‘rendahan’. Well, setidaknya itu berdasarkan pengalamanku sendiri, berdasarkan lingkungan tempatku tinggal yang masih terbatas juga. Aku tidak tahu kalo di luar provinsi sana, mungkin kebiasaan itu di anggap biasa saja.

Nah, sekarang coba kita lihat. Apa aja sih kebiasaan yang kalo di luar negeri di anggap biasa, tapi kalo di kita di anggap aneh. Yuk cek satu-satu.

1. Jalan kaki
Sumber: http://radaronline.co.id
Ya, jalan kaki. Tentu kalian bertanya, tak ada yang aneh dengan jalan kaki. Haha, itu benar. Tapi kalau di daerah tempatku tinggal, ceritanya bakal beda. Ambil contoh misalnya di jalan raya depan kampusku, lebih banyakan motor n mobil ketimbang para pejalan kaki di trotoar. Dan ku pikir, di Jakarta juga begitu, kan?
Kenapa jalan kaki ku bilang aneh dan sesuatu yang tidak populer? Alasannya begini. Orang kita, kalo pergi ke warung yang jaraknya gak nyampe lima ratus meter aja udah naik motor. Mo pindah ruang kelas kuliah dari gedung satu ke gedung yang lain juga ikut nyeret-nyeret motor. Pokoknya, jarak yang di luar negeri biasa ditempuh dengan jalan kaki, satu kiloan misalnya, di Indonesia jarak itu di anggap jauh dan mesti ditempuh dengan naik motor!
Aku punya sedikit cerita tidak mengenakkan tentang jalan kaki. Berhubung aku berasal dari keluarga biasa-biasa aja, maka jalan kaki sudah jadi makanan sehari-hariku mulai dari SD sampai kuliah sekarang. Pernah, waktu masih sekolah di MAN, teman-temanku mengadakan acara kumpul-kumpul. Aku sih coba ikut. Pertama naik angkot dari rumahku, habisnya jalan kaki masuk ke gang kecil sampai ke rumah temanku tempat ngadain acara. Sampai disana, temenku tanya, “Di antar, Us?” “Gak, naik angkot,” jawabku santai. “Truz ke sini gimana caranya?” tanyanya lagi. “Ya jalan kaki,” sahutku jujur. Dia terbelalak, “Ya ampun, Us, jalan kaki? Ini kan jauh dari jalan raya,” ucapnya setengah tidak percaya sambil menatapku iba. Aku manyum. Satu kilo emang jauh, tapi apa aku punya pilihan lain? Nyuruh orang lain jadi ojek?
Pengalaman seperti ini cukup sering ku alami. Karenanya semakin ke sini, aku sudah jarang ikut acara kumpul-kumpul. Gak enak kalo ditanya aku ke sini naik apa, terus gak enak melihat tatapan kasihan teman-teman yang tahu aku cuma jalan kaki atau naik angkot. Sungguh, aku tidak suka.

2. Naik sepeda
Sumber: http://sharingdisini.com
Sebangsa dengan jalan kaki, naik sepeda juga dianggap aneh dan bukan kegiatan yang populer. Bahkan kalau disuruh memilih, sebagian orang malah berpikir mending jalan kaki ketimbang naik sepeda. Haha.
Ceritanya sekarang kan aku lagi PPL 2, di suatu tempat yang bisa ku tempuh dengan naik sepeda selama sepuluh menit saja. Aku pinjam sepeda ‘cowok’ punya ibu kostku, yang ada besi panjangnya itu, sedang aku kan cewek, pake rok panjang juga. Teman satu PPL yang tau aku naik sepeda cuma bertanya-tanya bagaimana aku bisa tahan naik sepeda laki gitu dengan make rok. Haha, aku sih cuek aja.
Sebagian orang yang tidak punya alat transportasi semacam aku ini, biasanya lebih memilih untuk nebeng ama temen ketimbang repot naik sepeda. Tapi aku sendiri merasa tidak enakan terus menerus ikut dengan temanku, jadi memilih naik sepeda saja. Agak canggung, memang, apalagi dengan celetukan para murid di sekolahku yang bilang, “Eh, Ibunya naik sepeda ternyata.”
Tapi tidak semua tanggapan negatif yang ku dapat. Beberapa murid yang tau bahwa aku naik sepeda malah merasa lebih dekat, senasib, sehingga tidak sungkan mengajakku bicara. Oke, tak masalah. Anggap saja aku sedang ada di luar negeri, jadi nikmatilah kegiatan bersepedamu (sambil dengerin LAUGH AWAY-nya YUI)

3. Pakai payung
Sumber: bekasimedia.com
Hujan pakai payung? Ih, gak keren banget! Cemen!
Haha, sini aku tanya, ada gak disini cowok yang pas lagi hujan, tapi mesti pergi ke suatu tempat, maka dia pakai payung? Jarang! Jarang banget ku lihat. Paling banter ia pake jaket buat nutupin kepala, ato malah hujan-hujanan sama sekali. Kalo cewek sih masih banyak, tapi kalo cowok? Bisa dihitung jari.
Gak tahu kenapa, yang namanya payung itu kalo di Indonesia tidak diidentikkan dengan hujan, tapi identik dengan cewek. Wkwk. Mau panas ato hujan, sering aja kita ngeliat cewek ato ibu-ibu pakai payung. Tapi kalo cowok? Walo hujannya sederas-deras badai pun, pantang bagi cowok pake payung. Mending berteduh nungguin hujan reda, ato bersikap sok keren dengan menembus hujan sekalian. Gkgk. Serius deh, kalo ada cowok yang pakai payung pas hujan, pasti ane langsung terpesona (jangan dihitung paman penjual es dan pentol, ya XD)


4. Menyebut nama orang tua
Sumber: 123rf.com
Masih ingat gak waktu sekolah, kalian dan temen-temen sering banget mengolok-olok dengan menyebut nama orang tua teman? Tidak tahu kenapa, rasanya bila orang lain mengetahui nama orang tua kalian, rasanya itu sesuatu yang sangat memalukan. Rasanya kita tersinggung berat bila ada yang ngebut nama ortu. Padahal, ia cuma nyebut doang, kan?
Berbeda dengan di luar negeri, dimana nama orang tua bahkan sudah menempel di nama kita sendiri. Adam Smith, misalnya, Smith nama keluarga. Matsumoto Jun, Matsumoto nama keluarga. Lee Hong Ki, Lee nama keluarga. Di arab lebih jelas lagi, Muhammad bin Abdullah, Abdullah adalah nama ayah. Tidak ada yang aneh dengan menyebutkan nama orang tua atau keluarga disana. Bahkan itu malah dianggap sebagai suatu keperluan agar bisa membedakan antara satu orang dengan yang lain bila mempunya nama yang sama.
Di beberapa bagian tempat di Indonesia, memang ada yang menggunakan nama keluarga di nama mereka. Tapi untuk sebagian besar warga Indonesia, memang tidak mencantumkan nama keluarga. Atau lebih tepatnya, tidak punya, seperti nama saya. XD

Nah, itu tadi empat kebiasaan yang kalo di Indonesia sendiri kurang populer, namun di luar negeri di anggap biasa dan tidak aneh. Di antara empat kebiasaan itu, mana yang paling sering kalian jalani dan menurut kalian, “Wajah aja tuh!” ?

Post a Comment

0 Comments