Hari ini kakak datang ke Banjar. Datang-datang kakak membawa kabar mengejutkan: sepupuku, yang juga tetanggaku, beli kulkas. Kata kakak kulkasnya secondhand sih, tapi intinya beli. Aku terpana. Waw, sepupuku itu sekarang sudah berada beberapa langkah lebih maju ketimbang keluargaku.
Bicara masalah keluarga, ku rasa aku bukan kategori orang miskin, setidaknya di desaku. Tapi sekarang kalau ku pikir-pikir, isi barang di rumah kami minimalis banget. Barang paling mewah yang kami miliki adalah dua buah motor: satu motor biasa dan satunya motor bebek. Wew, kaya dong. Haha, benar juga. Tapi apa benar begitu? Hmm...
Aku jadi kepengen menulis, apa aja sih barang-barang yang sekarang sudah umum dimiliki oleh tiap rumah, tapi masih belum kami miliki. Sudah lama pengen bikin listnya, baru kepikiran sekarang. Haha. Cekidot!
1. Kompor gas
Zaman sekarang, rata-rata setiap rumah sudah memasak menggunakan kompor gas. Semenjak harga minyak tanah yang melambung tinggi, hampir sebagian besar ibu rumah tangga berhenti menggunakan kompor minyak dan beralih ke kompor gas. Well, itu benar. Harga minyak tanah yang naik memang membuat mama agak kalang kabut. Akhirnya sebagaimana kebanyakan orang, beliau berhenti memakai kompor minyak dan pindah ke alternatif yang lebih murah. Tapi bukannya pindah ke kompor gas, mamaku malah pindah dengan menggunakan tungku memasak!
Haha, itu benar. Sekarang di rumahku, untuk urusan masak-memasak, kami menggunakan kayu bakar. Ada satu kompor minyak di rumahku, tapi jarang dan hampir tidak pernah dipakai. Jangan tanya tentang kompor gas, kami tidak mempunyainya. Alasan yang diberikan mama cukup klasik: takut meledak!
2. TV layar datar
Kami punya TV. Tapi TV yang kami punya adalah TV layar cembung 11 inch. TV berwarna itu sudah amat tua. Kalau tidak salah kami membelinya pada awal tahun milenium alias 2000an. Sekarang tayangan di beberapa channel sudah banyak semutnya yang layarnya kini telah memuai. Bayangkan, memuai! Apa kalian tau apa yang ku maksud dengan memuai? Entah bagaimana awalnya, layar TV kami menjadi tambah besar. Well, yang membesar adalah tayangannya, bukan bingkai TVnya. Sehingga sekarang, tulisan yang ada di bagian atas, bawah, kiri dan kanan, tidak kelihatan lagi. Jangan tanya tentang berita terbaru yang tulisannya sering jalan lewat di bagian bawah TV, kami kini tak bisa melihatnya. Bahkan kalau tidak hafal nomor channel TVnya, aku kadang tak tahu channel apa yang tengah ku buka karena lambang cahnnel TV yang sudah tidak kelihatan lagi. XD
3. Lemari Pendingin
Nah, sebagaimana yang sempat ku singgung di atas, memang benar, kami tidak punya kulkas. Alasan mama sih, karena di rumah tidak ada orang yang suka minum es. Padahal itu kesalahan besar. Aku, anisa, dan aidah adalah penikmat es sejati, tapi itu tak membuat mama sekalipun berniat beli kulkas. Haha. Mungkin karena beliau juga memperhatikan dari sisi kesehatan, aku kan ada amandel.
Padahal kalau dipikir-pikir, kulkas itu kan bukan cuma untuk menyimpan es, ya. Di kulkas kita juga bisa nyimpan sayuran, buah-buahan, dan bahan segar lainnya agar tidak cepat busuk. Tapi tetep aja tuh, gak ngaruh ama mama.
4. Mixer & Oven
Bagi kebanyakan ibu rumah tangga, alat-alat semacam blender, mixer dan oven adalah barang wajib yang ada di dapur. Tapi untuk dirumahku sendiri, kami cuma punya blender, tanpa mixer dan oven. Itu pun sangat jarang dipakai. Biasanya kalo lagi ada acara besar, mau nyincang cabe atau bawang, baru pake blender. Selebihnya mungkin, kalo aku lagi kepengen ngeblender pop ice. He.
Itulah sebabnya, sampai sekarang aku gak bisa-bisa bikin kue. Gak ada alatnya ding (alasan! ^0^).
5. Mesin Cuci
Kulkas aja gak ada, apalagi mesin cuci. Kegiatan cuci mencuci yang selama ini ku lakukan adalah dengan manual alias dengan tangan. Dulu, ku sempat bingung ama temanku yang bilang dia malas nyuci di kost, mau nyuci di rumahnya aja. Aku pikir, apa bedanya nyuci di rumah dengan nyuci di kost. Sekarang ane baru ngeh, itu artinya di rumah temenku ada mesin cucinya. XD
Tumpukan cucian mama ada banyak, tapi itu tak menghalangi beliau untuk tetap semangat mencuci dengan tangan. Salut!
6. AC
Waduh, kalau yang satu ini tentu gak usah di tanya lagi. Rumahku terbuat dari kayu, karenanya tidak mungkin kami memiliki AC. Yang ada malah angin yang meniup pepohonan di samping rumahku lebih adem ketimbang hawa AC. Ehe. Becanda. Rumahku tetep panas kok. Karenanya sebagai pengganti AC, kami punya beberapa buah kipas angin.
7. Mobil
Perlukah bagian ini juga ku cantumkan? Yang ini jelas aku tidak punya! ^o^
Well, itu tadi beberapa peralatan standar yang biasanya dimiliki rumah standar, tapi kami tidak mempunyainya. Bukan berarti kami miskin, tidak, aku tidak mau memiskinkan diri. Buktinya, kami punya dua motor, aku masih bisa beli laptop, dan ada tiga kipas angin pengganti AC di rumahku. Intinya, kami berkecukupan.
Sebenarnya, kami tidak memiliki alat-alat itu bukan karena kami tidak mampu, tapi karena mama merasa itu tidak perlu. Gak ada kulkas? Bisa beli es di tetangga. Mau nyuci? Masih ada tangan. Mau nonton? TV yang ada masih bisa ditonton. Mau masak? Lebih aman pake kayu, lah!
Saking minimalisnya perabot yang ada dirumahku, aku sampai kaget waktu tahu berapa pengeluaran listrik bulanan kami. Dulu, aku sempat ngebaca, kalo di suatu kampung terpencil, biasanya listrik bulanan palingan cuma dua puluh ribuan. Murah banget, begitu pikirku, sambil membayangkan rumah yang ada di pinggiran hutan dengan cuma ada sebuah TV yang terpasang sebagai satu-satunya alat elektronik. Tapi kemudian kakak bercerita, kalo biaya listrik di rumah kami ya juga kisaran dua puluh ribuan. Paling mahal tiga puluh ribu, kalo kami semua pulkam dan menambah tarikan beban dengan biaya ngecharge laptop. Ya Allah, jadi sebenarnya keluarga saya masuk kategori mana? Gkgk
Suatu hari, pernah ku singgung ama Mama, apa beliau ada niatan untuk setidaknya beli tipi baru aja, biar lebih kinclong n mata tidak sakit melihatnya. Mamaku cuma menggeleng santai dan memberikan satu jawaban. Jawaban pendek yang membuatku terdiam dan tidak bisa mendebat lagi.
Mama bilang, “Kalau mikirin dunia, gak bakal ada habisnya.”
Sip, Ma. Nikmati aja semua yang kita miliki, tanpa mengeluh dan bercermin pada orang di atas.:)
0 Comments