JSON Variables

Header Ads

Hore, Aku Kurusan!

Pagi-pagi sekali, aku sudah nongkrong di kantor jurusan dalam rangka mencari supervisor PPL 2, untuk memastikan kapan kami mengadakan middle test. Menunggu dari jam delapan pagi, ku dapati beberapa teman sekelas yang juga ikut keluyuran di jurusan, salah satunya adalah Faizah. Lama tak berjumpa, kami mengobrol sedikit. Ia bilang kalo sekarang ia kerja bantu-bantu sedikit di kantor. Wah, salut. Setelah sebelumnya aku dapat kabar bahwa Rizal dan Mpuz masuk kelas sebagai asisten Bu Raida, ternyata ada satu lagi temenku yang ngikutin jejak dan kerja di kantoran.

Tiba-tiba saja, ada satu perkataan Faizah yang berkesan sekali di hatiku. “Kamu kurusan, ya?” ucapnya sambil memperhatikanku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Aku terdiam, rasanya gak nyangka kalo dia bakal bilang begitu. Ku coba memastikan kenapa ia berkesimpulan seperti itu. Faizah jawab, ia bisa melihatnya dari lengan tanganku yang tampak lebih kurus dari terakhir kali kami bertemu. Aku manggut-manggut sambil berpikir, “Aku kurusan ternyata.”

Selama ini, aku selalu berpikir bahwa ku orang yang memiliki postur tubuh yang berisi, bila tidak mau dibilang gemuk. Meski begitu, hampi semua orang yang ku temui mengatakan kalau aku tidak gemuk, cuma berisi saja. Kalaupun lama tidak bertemu, pernyataan yang kadang diajukan adalah, “Kamu gemukan sekarang,” bukannya “Kamu gemuk.” Tapi tetap saja, aku ngerasa kalo aku gemuk, apalagi kalo dilihat dari keadaan pipiku yang tembem. Haha. Dasar cewek. Pasti selalu merasa ada yang kurang dari tubuhnya.

Mungkin karena itu pula, aku semenjak dulu terbiasa berpuasa sunah. Soalnya aku sendiri sadar diri, bila aku tidak menahan diri dengan berpuasa, berat badanku bakal naik drastis. Apalagi kalo ku pulang kampung, mama bakal menyediakan banyak makanan untukku. Sehingga kalo ku kembali ke kost, pasti Bapak Kost bakal bilang kalo aku gemukan. Aha. Pernyataan itu benar-benar membuatku jadi minder sendiri, mencoba bercermin di kaca yang kabur sambil memastikan apa benar aku gemukan.

Aku memang tipe orang yang mudah gemuk. Dengan kata lain, aku juga mudah kurus. Tapi sayangnya, aku suka makan. Karenanya kalau tidak ditahan dengan alasan dan dalil yang kuat, puasa misalnya (haha), maka jangan heran bila ku bakal makan sebanyak-banyak yang ku mau. Kalau sudah begini, pipi dan perutku dijamin bakal buncit lagi.

Meski begitu, sekitar dua mingguan ini, aku merasa kalo aku makan benar-benar tidak teratur. Ku rasa itu semua dimulai saat ku sakit demam tiga minggu yang lalu, dilanjutkan dengan flu dan batuk pula. Sejak saat itu aku makan tidak karuan, apalagi bila ku berada di kost. Dalam sehari kadang aku cuma makan nasi sekali. Selebihnya ku ngemil, atau bahkan tidak makan sama sekali. Biasanya pula, sebelum pergi ke sekolah aku sarapan dulu. Tapi sudah tiga hari berturut-turut ini aku tidak sarapan dengan alasan tidak sempat. Aku lapar, tentu saja. Tapi aku menahan diri, karena aku memang sudah terbiasa untuk menahan lapar saat puasa. Dan ternyata, hal yang ku anggap sebagai sesuatu yang kecil dan tak bermakna itu memberikan efek pada tubuhku: aku kurusan.

Sayangnya aku tidak memastikan berapa berat badanku sekarang dengan bertimbang. Timbangan badan ada di ruang kesehatan, dan aku malas ke sana kalau cuma niatannya buat menimbang berat badan. Ku iseng tanya bapak kost, apa beliau punya timbangan (siapa tahu kan), ternyata gak ada. Ehe. Jadilah aku tidak tahu berapa berat badanku sekarang. Terakhir bertimbang sih sekitar 50an. Mungkin sekarang udah turun.

Mengenai tubuh yang dulu ku pikir rada gemuk ini, aku juga sempat curhat ama Anisa. Tapi sama seperti yang lain, beliau juga bilang kalau aku tidak gemuk, cuma berisi aja. Kakak bilang, mungkin aku berasumsi seperti itu karena becermin pada tubuh beliau dan tubuh Aidah, yang sebenarnya masuk dalam kategori kurus, kata beliau sih. Tapi kalo bagiku, tubuh kedua kakakku itu ideal, macam tubuh model, cuma kurang tinggi aja. Haha.

Namun mungkin pernyataan kakakku ada benarnya juga. Bila disandingkan dengan teman-teman sekelasku, aku bukan termasuk orang bertubuh gemuk. Rata-rata, cuma agak pendek aja. Sekarang karena aku sudah lebih kurusan lagi, mungkin kini berat badanku sudah berada di bawah rata-rata. Sedikit yang ku sesalkan adalah, bagian yang kurusan cuma lenganku, bukan pipiku. Gkgk. Padahal ku sangat berharap bagian yang ‘berkurang dagingnya’ itu adalah pipiku. Maksudnya biar lebih tirusan dikit gitu. Tapi biarlah. Mungkin emang udah bawaannya begitu.

Ke depan, aku tidak tahu apa berat badanku akan naik atau tidak. Sekarang sepertinya aku malah mulai terbiasa dengan gaya makan tidak teraturku, yang ku yakin pasti bakal buat mamaku geleng-geleng kepala bila mengetahuinya. Okelah, yang penting aku gak kelaparan aja.

Lapar itu wajar. Kalo kelaparan? Ya makan. XD

Post a Comment

0 Comments