Sebagai seorang muslim, lebih tepatnya muslimah, shalat adalah kegiatan yang wajib hukumnya. Bukan cuma berupa sebuah kewajiban, shalat juga adalah sebuah kebutuhan sebagaimana orang akan merasa kelaparan bila dalam sehari tidak makan sedikit pun.
Meski begitu, sebagai muslim yang ilmu agamanya masih apa adanya, masih banyak rasa malasnya, dan masih sering hanyut dalam hingar bingar duniawi, harus ku akui jujur bahwa aku bukan orang yang sangat disiplin dalam shalat. Maksud disiplin disini adalah, kalo mendengar suara azan di mesjid, maka aku akan bergegas langsung shalat. Sayangnya aku belum sehebat itu (masih berusaha, Insya Allah). Aku masih sering menunda shalat, walau masih masuk waktunya juga. Kebiasaan yang buruk, jangan ditiru ya adik-adik XD
Nah, dari kebiasaanku yang suka menunda-nunda shalat itu, aku jadi menemukan sebuah pola tentang shalat mana yang biasanya ku kerjakan di awal, dan shalat mana yang biasanya agak ‘siangan’ ku kerjakan. Tentu saja pola itu bukan pola yang tetap dan sering berubah-ubah. Tapi pada umumnya, seperti inilah pola shalatku. Sebagaimana orang yang ada terbiasa sarapan pada jam enam pagi, tujuh, delapan, atau sembilan pagi, aku juga sepertinya pula jam khusus untuk shalat, setidaknya berpatokan dari waktu semenjak azan pertama dikumandangkan.
Jadi, mulai dari ketika azan shalat berkumandang, shalat mana yang biasanya akan bergegas ku lakukan dan mana yang ku tunda? Ini dia pengakuan jujurku, ku urutkan dari yang paling cepet.
1. Maghrib
Sumber: tuntunanshalat.com |
Ku pikir hampir semua orang melakukan shalat maghrib di awal waktu, termasuk diriku. Selain karena waktunya yang memang mepet, aku sendiri, sebagai orang yang besar di desa, punya orang tua yang cukup tegas kalau dalam urusan maghrib. Pokoknya kalo udah azan maghrib, harus sudah berada di rumah, ambil air wudhu dan shalat segera.
Alasan ini ku rasa karena waktu setelah maghrib adalah waktu yang ideal untuk beribadah. Dengan mengerjakan shalat maghrib di awal, kita punya banyak waktu untuk membaca amalan-amalan, membaca qur’an atau melakukan shalat sunah.
Meski begitu, kalo untuk puasa, aku tipe orang yang berpegang pada prinsip, “Buka puasa makan nasi dulu, baru shalat.” Jadilah selama puasa (wajib atau sunah), shalat maghribku tertunda sekitar 20 menit setelah datangnya azan.
2. Shubuh
Sumber: pusatkajianhadis.com |
Hampir sama seperti maghrib, berhubung waktu shubuh cukup pendek, maka aku juga terbiasa mendahulukan shalat shubuh. Well, rasa ngantuk dan malas bangun itu wajar, tapi karena udah terbiasa, jadinya tiap denger azan shubuh di mesjib biasanya kebangun aja (plus ditambah bantuan jam alarm).
Untuk shalat shubuh sendiri, sebenarnya batas terakhir kapan shalat shubuh itu masih rada gak jelas. Tentu saja, agama mengajarkan kalo waktu shubuh berakhir ketika matahari terbit. Sayangnya di tempat ane kagak bisa ngeliat matahari terbit sehingga gak bisa memprediksikan kapan waktu shubuh habisnya. Karenanya, aku mengambil kesimpulan sendiri, waktu shubuh usai bila kau mendengar orang di mesjid sudah selesai shalat dengan membaca shalawat sambil berdiri bersalaman muter-muter itu. Yeah, setidaknya itulah batas akhir shubuh yang ku pegang teguh. :D
3. Ashar
Sumber: tafaqquhstreaming.com |
Sebenarnya, urutan ketiga, keempat dan kelima mengenai shalat yang ku dahulukan rada gak jelas. Polanya turun naik. Tapi kalo menurut kebiasaan, kayaknya shalat ashar adalah shalat yang paling sering ku dahulukan sesudah maghrib dan shubuh. Apalagi kalo ku masuk kuliah jam 4 sore, sementara ashar sekitar jam 4 kurang dua puluh, maka bahkan sebelum azan berkumandang aku sudah lengkap berpakaian mukena. Sehingga waktu di mesjid terdengar suara azan Allahu Akbar, aku juga ikutan ngucap Allahu Akbar buat bertakbiratul ihram. Gkgk. Kalo ingat itu jadi ketawa sendiri. Padahal ane yakin dosennya juga belum shalat.
Untuk kebiasaanku di hari-hari normal, biasanya kalo azan ashar sudah kedengaran, aku akan melakukan mandi sore terlebih dahulu. Setelahnya, baru shalat. Karenanya aku tidak bisa bilang kalau aku melakukan shalat di awal waktu, kan mandi dulu. ^0^
4. Isha
Sumber: tuntunanshalat.com |
Alasan kenapa ku sering telat shalat isha adalah karena biasanya sehabis maghrib dan mengaji, aku makan dulu. Biasanya saat aku enak-enakan makan, azan Isha akan berkumandang. Kalo ku makannya sambil nonton tipi, ada kemungkinan shalatnya semakin ketunda. Ehe.
Bahkan saat ku tidak makan sekali pun, ada kala ketika ku merasa karena ‘waktu shalat isha masih panjang,’ maka ku tidak segera melakukannya. Meski begitu, aku juga tidak mau keblablasan sampai acara tidur malam dulu baru shalat. Di tempatku azan Isha sekitar jam setengah delapan, dan paling telat biasanya aku shalat jam sembilan. Alasannya simple, kalo kemalaman shalatnya nanti takut sendiri #plak.
5. Zuhur
Sumber: www.hipwee.com |
Wah, sebenarnya dilema nih, mesti meletakkan Zuhur ato Isha di urutan terakhir. Tapi sudahlah, kita letakkan Zuhur saja. Haha.
Aku tidak begitu mengerti kenapa ku sering menunda shalat Zuhur dibanding shalat lainnya. Dulu sih, kalo masih kuliah, tengah hari saat kuliah usai dan aku pulang ke kost jam setengah satu siang, kadang aku langsung tepar dan gak sempat shalat lagi. Nanti, sekitar jam setengah dua, baru deh aku langsung bangun shalat, dan siap-siap buat ke kampus lagi. Gkgk.
Intinya mungkin, karena siang itu enaknya tidur, jadi shalat Zuhur ku sering lalai. Kalo ada kasus dimana ku mengantuk banget, aku bahkan nekat tidur meski azan sudah berkumandang dan pasang alarm buat bangun jam setengah tiga, dimana waktu zuhur tinggal sejam lagi. Meski begitu, seperti yang sudah ku tuliskan sebelumnya, alam bawah sadarku biasanya mengingatkan bahwa aku belum shalat dengan membuatku bermimpi tengah shalat. Syukurlah, yang penting kagak keblablasan.
Seafdhal-afdhalnya shalat adalah shalat yang dilakukan di awal waktu, kita tahu itu. Tapi aku juga harus jujur kalau aku belum bisa memenuhi semuanya, meski mencoba untuk terus mengarah ke sana.
Ke depan, semoga kualitas shalat kita semua menjadi lebih baik. :)
0 Comments