Sudah berapa lama waktu berlalu semenjak terakhir kali ane menulis lagu? Hmm, mungkin hampir setahun, ato cuma setengah tahun, aku lupa (males liat postingan lagu terakhir). Yang jelas, sekarang setelah aku niat mau fokus ‘bermain seni’ lagi, aku kembali berkarya lewat lagu.
Cerita sedikit neh mengenai perjalanan lagu yang satu ini. Sebenarnya lagu ini sudah ku bikin sekitar seminggu yang lalu, bersama dua lagu lainnya. Kebetulan kan lappy ane lagi diperbaiki, berhubung gak ada kerjaan ya ane nulis lagu. Terus setelah lappy udah ada di tangan, nemu lagi satu problema, apakah ane bisa ngerekam lagu lewat lappy, karena gak ada colokan mikrofonnya. Eh ternyata, pas ane coba colok pake headset, bisa gan.
Tapi ada satu masalah fatal terkait headset tersebut. Headsetnya kelewat canggih, saking canggihnya suara sepelan apapun ikut kerekam. Pas ane coba ngerekam dirumah, haduh, suara mobil yang lewat lalu lalang di jalan raya tepat di depan rumah ane juga ikut masuk kerekam. Trus pas ngecoba ngerekam di tempat yang agak sepi, di kosan ane, suara burung yang terbang juga ikut kerekam. Bikin pusing dah. Ane kan kagak punya aplikasi penghilang suara bising (males nyari, wkwk).
Tiba-tiba ane iseng ngecolok earphone ane yang punya dua colokan: colokan suara n mic. Eh, ternyata bisa kerekam, mau pake colokan yang mana aja. Dan headset itu kurang sensitif ketimbang earphone, jadi suara yang kerekam bisa kekontrol. Happy, akhirnya baru kemarin bisa kesampaian ngerekam lagu ini. :D
Meski begitu, berhubung ane tinggal di daerah padat penduduk dimana suara tereakan salah-salah bisa kedengaran dalam radius dua puluh kilometer, susah banget dah ngerekam lagu ini. Salah sendiri, di lagu ini ada bagian yang nadanya tinggi, tapi ane sendiri kagak sampai nadanya. Wahaha. Jadilah hasil rekaman suara ane di lagu ini falesnya gak ketulungan. Forgive me. Please do not mind my false voice and just enjoy the song. >_<
Baiklah kalo begitu, mari ngebahas lagu ini. Buku Usang. Ane lupa, ngarang lagu ini kemarin pake image lagu apa, tipa-tiba udah selesai aja. Jujur, waktu ku selesai menuliskan lirik lagu ini, aku kaget sendiri. Kok bisa-bisanya aku nulis lagu yang.... tsundere bingitz! Haha. Dapat inspirasi dari mana coba. Padahal waktu nulis kata pertama dalam lirik lagu ini, buku usang, gak pernah kepikiran kalo nih lagu bakal jadi lagu cinta. Tapi sudahlah, setelah selesai aku malah cukup menikmatinya dan sering cekikikan memikirkan liriknya yang mengingatkanku pada tokoh Misaki di Kaichou wa Maid Sama. Jadi mari kita anggap kalo tokoh cowoknya adalah Usui Takumi. Uwahahaha...
Dalam lirik lagu ini, ane menggunakan kata ‘Shimatta’ yang kandungan maknanya berupa sebuah umpatan dalam bahasa Jepang. Soalnya kalo ditulis dalam bahasa Indonesia rasanya kurang sopan. Kalo ane tulis ‘sialan’ ato ‘brengsek’, bisa-bisa ane jadi takut sendiri kalo-kalo lagu ane didemo orang (emang lu penyanyi terkenal?).
Ehm , untuk lirik yang paling ku suka di lagu ini adalah bagian reff kedua, waktu kedua tokoh duduk di kantin, saling menatap tajam dan si cewek dengan yakin merasa kalo ia akan menang dalam ‘kejuaraan’ adu tatap itu. Waktu lirik lagu itu ku tulis di fb, salah seorang teman bertanya, “Itu terjemahan lagu Jepang, ya?” Aku cuma bisa tertawa sendiri membacanya. Lirinya Jepang banget, ya? Padahal yang suka lomba tatap begitu kan bukan cuma orang Jepang doang. Gkgk
Anyway, lirik yang ku tulis disini semuanya murni cuma khayalan belaka. Ane bukan tsundere (kayaknya), dan gak memiliki teman dengan jalan cerita macam kedua tokoh di lirik lagu ini. Meski begitu, aku suka lagu ini, sangatz. Kalo ada yang punya pengalaman sama persis, cerita ya! ^0^
Buku Usang
Composer: Uswatun Hasanah Ast
Lirik: Uswatun Hasanah Ast
Buku usang yang terus ku bawa
Tiba-tiba buatmu tertarik
Saat kau tanya apakah itu
Ku tak menjawab terus berlalu
Suatu hari ku sadari
Buku itu ada di tanganmu
Ku tertegun, tak sadar menyapa
Kau pun tersenyum menang
SHIMATTA!
Di bawah terik cahaya mentari
Badanmu yang basah pun berkilauan
Seorang lelaki tampak memikat
Baru sekarang ku menyadarinya
Berkali-kali kau panggil namaku
Tak pernah ku coba palingkah wajah
Besok, saat kau lakukan itu
Pasti ku akan
Pasti ku akan memicingkan mata ini
Menatapmu
Buku usang di atas mejaku
Sejak kapan kah ku pun tak tahu
Tak ada satu pun yang berubah
Tanpa sadar ku mulai kecewa
Tiba-tiba ada yang jatuh
Sepucuk surat tanpa pengirim
Tak sabaran, ku mulai membuka
Ku dapati kertas kosong
SHIMATTA!
Di dalam kantin yang kosong dan lengang
Kau pilih duduk tepat di depanku
Mata kita saling menatap tajam
Ku pastikan aku yang akan menang
Tanpa permisi kau ambil smartphone-ku
Kau tulis nomor telepon dan LINE-mu
Maaf, pasti kan segera ku hapus
Walaupun akan
Walaupun akan ku simpan di dalam hati
Kenangan ini
Buku usang yang penuh cerita
Tentang pertemuan itu
Tentang perasaanku kepadamu
Pasti kau membacanya
Ck, SHIMATTA!
Di bawah terik cahaya mentari
Badanmu yang basah pun berkilauan
Seorang lelaki tampak memikat
Baru sekarang ku menyadarinya
Berkali-kali kau panggil namaku
Tak pernah ku coba palingkah wajah
Besok, saat kau lakukan itu
Sebuah kisah
Sebuah kisah antara kita berdua
Akan bermula
0 Comments