Bagi sebagian besar blogger pemula, yang masih bingung mesti menulis apa, bagaimana cara instan memperbanyak artikel atau postingan blog, maka pasti pernah mencicipi sesuatu yang menjadi masalah klasik para blogger: copy paste artikel. Aku sendiri juga salah satu blogger yang tidak luput dari kegiatan itu. Sudah ada bermacam blog yang ku buat, blog coba-coba, dan sekitar separuh darinya merupakan blog copy paste.
Mari kita tilik kisah blog copycat ku yang masih ku ingat. Dulu, aku pernah bikin blog berisi terjemahan lagu jepang beserta liriknya juga. Terjemahannnya jelas ku bikin sendiri, tapi liriknya merupakan hasil copycat. Blog itu sekarang udah diblokir ama google gara-gara berisi konten download. Ehehe. Terus pernah juga, aku bikin blog wordpress, yang lagi-lagi berisi tentang sesuatu berbau donlot-donlotan. Blog yang kini sudah lama tidak ku update itu berisi kumpulan link download single/album Jepang. Untuk linknya sendiri, aku benar-benar cari, upload sendiri, baru dibagi. Sementara untuk nama judul, penyanyi, trak list album, aku kan juga copycat. Haha.
Hm, kalo dipikir, mungkin cuma itu saja bentuk copycat yang pernah ku lakukan. Copycat lirik dan traklist lagi. Klasik memang. Karena yang namanya lirik lagu itu kan gak berubah, sama semua. Mau copy dimana juga, sumbernya gak jelas. Tracklist lagu juga, emang sudah dari sononya listnya begitu, gak bisa diutak-atik atau dimodifikasi. Well, kalau untuk level semacam itu, mungkin tidak begitu banyak blogger yang ‘mengharamkan.’ Jenis kegiatan copycat yang selama ini dibenci para blogger sejati adalah copycat artikel yang murni merupakan bikinan kita sendiri, tanpa mencantumkan sumber tentang siapa penulis aslinya. Misal, sebuah tutorial ngeblog. Itu merupakan hal yang sering sekali dicopycat. Tak jarang aku mendapati dua blog berbeda yang menuliskan artikel yang sama persis, tanpa tahu siapa penulis originalnya. Nah, itu tuh jenis copycat yang biasanya bikin kesel.
Sumber: sparkcollaborative.com |
Kalau untuk kasusku sendiri, dulu, artikel yang paling sering dicopycat adalah terjemahan lagu. Aku sering mendapati terjemahan yang merupakan hasil terjemahanku ada di blog orang. Sebagian mencantumkan sumber, tanpa link, sebagian lagi tidak. Well, it’s complicated. Di satu sisi, kadang kita bangga hasil karya kita ditiru orang. Artinya dia mengakui kalau tulisan kita berbobot. Tapi di sisi lain juga kadang kita kesel, karena si tukang tiru tidak menuliskan secara jelas kalau artikel di blognya itu bukan tulisan dia, tapi punya kita. Haha. Bukan bermaksud pengen pamer. Tapi memang begitu prosedurnya. Bahkan saat kalian disuruh membuat makalah dan mengutip dari sebuah buku, kalian wajib menuliskan sumber kutipannya, bukan?
Akhir-akhir ini, aku lagi galau. Tiba-tiba aja aku kepengen kembali menggeluti dunia blogger dan (kalau bisa) mencari penghasilan lewatnya. Aku punya akun adsense, hosted sih, tapi blogku masih belum memenuhi syarat untuk memasang adsense. Maklum, artikelnya masih sedikit. Tapi dasar manusia, aku benar-benar tidak sabaran. Pengen cari cara instan agar adsense ku cepat keterima. Tapi apa?
Tiba-tiba iseng aja aku pengen bikin blog klasik berisi lirik lagu. Tapi kalo dulu aku fokus ke sesuatu yang berbau Jepang, kali ini aku ingin membidik pasar lain: lirik lagu barat. Tentu saja aku tidak berniat ‘mengotori’ blog yang satu ini dengan memposting berpuluh lirik lagu itu disini. Aku membuat satu blog baru, dan menulis (atau lebih tepatnya copycat) lima puluh lirik lagu sehari. Waw, banyak. Tentu saja. Dalam sehari kan kita cuma bisa menulis lima puluh artikel. Jadi ku batasi cuma segitu aja banyaknya.
Hari pertama, semangat copycat. Hari kedua juga. Hari ketiga, hari ini, tiba-tiba aku merasa muak. Kegiatan copycat ini benar-benar melelahkan. Kalau dalam istilah kerenku sih, Tidak ada seninya. Tanganku seakan bergerak otomatis memblok tulisan, mengopy, mempaste, memposting, begitu seterusnya. Benar-benar kegiatan monoton yang membuatku mengantuk. Belum genap lima puluh lirik lagu ku posting hari ini, tiba-tiba aku terhenti. Ku berpikir sejenak, lalu menanyakan diri sendiri, “Apa ini sesuatu kegiatan yang bermanfaat?”
Sumber: matthewfleming.com |
Memang benar, dalam kasus copycat seperti di atas, pengunjung blog kita akan naik mendadak. Untuk lima puluh postingan lirik yang ku tuliskan, pageview nya udah mencapai dua ratus aja. Tapi itu cuma bertahan sesaat. Setelah ku berhenti memposting, ya blognya sepi lagi. Kalau dalam istilah kasarnya sih, panas-panas t*i kucing. Memang seperti itu kan postingan blogger biasanya. Selesai ngepost, entah dari mana asalnya, tiba-tiba dah ada lima views aja. Tapi tungguin aja sepuluh menit kemudian, tuh view gak bakal naik-naik. Haghag
Well, intinya sih, memang benar kalau kegiatan copycat itu akan mendatangkan visitor. Bahkan bila dilakukan secara tekun (copycat sejati), tak menutup kemungkinan pengunjung blogmu akan benar-benar membludak. Tapi bukan itu yang jadi masalah. Seperti yang ku bilang di atas barusan, copycat itu melelahkan, tidak ada seninya, dan tidak menimbulkan rasa kepuasan. Ya, kepuasan. Ku pikir itu sesuatu yang sangat penting. Memposting lima puluh lirikn hasil copycat sekaligus, dibanding memposting satu artikel saja yang merupakan hasil tulisan kita secara sungguh-sungguh, rasa puasnya benar-benar berbeda. Rasanya bangga setengah mati melihat hasil postingan dari tulisan yang kita susun sendiri. Bahkan sekalipun tulisan itu cuma hasil curhatan gak jelas kita, sesuatu yang sepertinya tidak akan menarik banyak pembaca, tetap saja kita merasa bangga. Kalau aku sendiri, tak bosan berlama-lama memandang postingan blog hasil tulisanku dan membacanya sambil senyum-senyum. Bangga. Berasa tulisan kita masuk majalan ternama. Haha
Begitulah. Sekali lagi ku tekankan, copycat itu melelahkan. Sebagai orang yang juga pernah memakan ‘jurus terlarang’ tersebut, ku sarankan untuk tidak usah menggunakannya sama sekali. Bagi kalian, para blogger pemula, coba tanyakan sekali lagi dari lubuk hati kalian, apa niatan kalian untuk ngeblog. Apakah untuk berkarya? Apakah untuk mencari penghasilan tambahan? Apakah ingin eksis di dunia perbloggeran? Apapun itu, ku rasa akan lebih bijak bila kalian melakukannya dengan cara yang benar. Berkaryalah, dengan membuat tulisan kalian sendiri. Lalu percayalah, tulisan kalian akan menjadi sebuah karya seni tak terhingga nilainya.
Let’s write. Start now!
0 Comments