Setelah sebelumnya puas melihat drama The Magician of Love, tiba-tiba aku menjadi tergoda untuk melihat drama dengan rating nomor wahid di taiwan sana, Fated to Love You. Akhirnya kedonlot juga tuh drama, dan dalam waktu tiga hari, aku bisa menyelesaikannya secara keseluruhan, tanpa skip sedikit pun.
Sumber: DramaWiki |
Drama ini pernah tayang di televisi lokal waktu ku masih MA, sehingga menonton drama ini kembali benar-benar membuatku bernostalgia ria. Aku ingat, ku pikir kala itu cuma aku seorang yang tahu kalo drama ini tayang di tipi. Tapi ternyata teman sekelasku, Ilham, juga menonton dan menyukainya. Jadilah biasanya di sekolah kami berdua suka ngebahas drama ini yang tayang pada malam sebelumnya. Aih, kalo ingat ini jadi lucu sendiri. Ada kala ketika di rumahku mati lampu, maka Ilham dengan semangatnya mengisahkan ringkasan ceritanya padaku. Ehe. Jadi secara jujur ku akui kalau aku belum pernah melihat drama ini secara full. Beberapa episode sempat terlewat, sehingga baru kali inilah aku benar-benar menonton drama ini full dari awal sampai akhir.
Oke, pertama-tama mari kita bahas ringkasan singkat cerita ini dulu. Adalah Cun Xi, seorang boss perusahaan ‘sabun’ yang sukses, berniat melamar pacarnya di dalam sebuah kapal pesiar. Sayangnya Anna, pacarnya, memutuskan untuk tidak naik ke kapal itu dan pergi mengejar karirnya sebagai balerina di Amrik sana. Nah, dalam keadaan mabuk, waktu Cun Xi masuk ke kamarnya, ada seorang cewek disana, ia pikir itu Anna. Maka terjadilah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi (silahkan tafsirkan sendiri, haha). Tapi kemudian ia sadar bahwa cewek itu bukan Anna, melainkan Xin Yi, cewek yang benar-benar tidak dikenalinya sama sekali. Dari situlah hubungan kisah mereka dimulai.
Xin Yi adalah gadis yang mendapat julukan gadis Sticky Notes. Tampilannya culun, ia bersedia melakukan apa saja yang diminta orang lain, pokoknya bukan tipe yang wah dah. Cun Xi marah-marah waktu tahu gadis bersamanya bukanlah Anna, tapi pada dasarnya yang jadi korban di sini adalah Xin Yi. Hiks kasian banget. Untungnya mereka memutuskan untuk bersikap fair dan menganggap kejadian di kapal itu tidak pernah terjadi. Meski begitu, cerita mereka tidak berakhir di situ. Sebulan kemudian, di ketahui Xin Yi hamil, sehingga mau tak mau Cun Xi harus bertanggung jawab untuk menikahinya. Baiklah, untuk lanjutan ceritanya, silahkan tonton sendiri.
Berhubung sutradara cerita ini sama dengan sutradaranya Prince Frog, maka unsur humor, absurd dan nonsense begitu banyak ditemukan di drama ini. Ehe. Tapi tentu saja, adegan menyentuhnya juga banyak. Aku menikmati semuanya, baik adegan lucu maupun menyentuhnya. Bahkan jujur sangat sedikit bagian yang ku skip saat melihat drama ini. Bisa dibilang aku benar-benar nonton full, menghayati sepenuh hati, dan tak ada satu pun adegan terlewatkan. Wah, benar-benar jarang ane nonton sampa seserius ini. Hoho. Suka soalnya!
Baiklah. Sekarang aku kepengen membahas beberapa adegan atau bagian cerita yang cukup berkesan di hatiku. Hmm, mulai dari mana ya? Pertama mungkin dari para leluhur Cun Xi dulu. Gile, ada foto-foto leluhur Cun Xi berbaris hingga sepuluh generasi, dan semuanya adalah foto Cun Xi alias Xiao Tian, sang pemeran Cun Xi. Haha. Cuma beda pakaian dan efek foto aja. Gkgk. Dari sana aja udah ketahuan unsur humor drama ini.
Kemudian, ada adegan yang membuatku hatiku berasa tersenyuh. Waktu Cun Xi menyerahkan surat cerai ke Xin Yi di hari pertama ia datang ke rumah keluarga Ji, rasanya aku benar-benar kepengen mendamprat Cun Xi. Tapi disini, Xin Yi mencoba mengendalikan emosinya dan menandatangani surat itu suka rela, sadar bahwa ia bukanlah orang yang diharapkan datang ke kehidupan Cun Xi. Uwah, aku salut ama sikap cewek seperti dia. Yin Xi gak nangis nangis dan bilang, “Kamu jahat! Jahat!” (gayanya sambil nepuk-nepuk dada gaya sinetron biasanya, haha), tapi ia mengendalikan emosinya di hadapan Cun Xi dan hanya menangis dalam diam saat menjelang tidur. Hah, salut. Bener-bener tipe cewek yang kuat, kalo menurutku.
Kurasa, puncak emosional yang ku rasakan saat menonton drama ini ada di episode 12. Jujur, waktu nonton espisode ini aku benar-benar nangis terisak gak peduli lagi ada yang dengar atau tidak, pokoknya mataku aja ampe bengkak saking semangatnya menangis. Episode ini adalah saat Xin Yi mengira bahwa Cun Xi menyerahkan surat aborsi, memintanya untuk mengugurkan kandungan. Padahal itu semua cuma skenario Anna untuk memisahkan mereka berdua. Waktu Xin Yi berada di taman di bawah guyuran hujan, mencoba memastikan manusia pasir di taman tersebut tidak hancur, air mataku sudah mulai berguyuran tidak terhenti. Puncaknya adalah saat Xin Yi kecelakaan, dan Cun Yi diminta menandatangani surat penguguran kandungan. Waktu Xin Yi memohon agar anaknya jangan di ambil, Ya Allah, ane nangis gak ketulungan dah. Aku bisa merasakan perasaan Xin Yi yang tak ingin janin di perutnya di renggut, tapi di sisi lain aku juga merasakan perasaan Cun Xi yang dengan beratnya menandatangani surat itu demi menyelamatkan Xin Yi. Saat Xin Yi siluman, ia histeris dengan mengatakan tak ingin bertemu dengan Cun Xi, aku kembali menangis sepuas-puasnya. Uwah, benar-benar espide yang menguras air mata, episode yang super menyentuh dan membuatku mulai sedikit mengerti tentang betapa seorang ibu menyayangi anaknya.
Salah satu adegan dalam episode paling mengharukan |
Setelah itu, kejadian berlanjut ke dua tahun kemudian. Waktu Cun Xi kembali melihat Xin Yi di sebuah klub malam dengan penampilan yang berubah drastis, wah, dunia rasanya bagaikan milik mereka berdua. Haha. Disini sikap usil dan kekanak-kanakan Cun Xi muncul lagi. Ia bayar pelayan untk mendinginkan suhu ruangan agar Xin Yi tidak berpenampilan terlalu seksi, dia bikin Dylan pergi meninggalkan Xin Yi, dan puncaknya, ia mengajak Xin Yi untuk berdansa berdua. Huhu.. So sweet. Sayangnya kala itu Xin Yi masih tidak mengenali Cun Xi yang tengah memakai topeng. Mungkin dia kenal, tapi ia tak ingin berharap lebih. Dari sini, hubungan Cun Xi – Yin Xi Part II kembali dimulai. Haha
Hampir saja perasaan mereka saling terungkap, Yin Xi menyadari bahwa Cun Xi sudah bertunangan dengan Anna dan memutuskan untuk pulang ke Taiwan. Nah, disini, ada kejadian lucu lagi. Xin Yi berniat mengunjungi nenek, karena kebetulan Cun Xi pergi ke pulau mereka untuk acara peresmian jembatan. Tapi ternyata yang pergi ke acara tersebut malah nenek dan ia malah mendapati Cun Xi yang ada di rumah. Yang lucu adalah, waktu Cun Xi membuka pintu dan menyadari yang ada di hadapannya adalah Xin Yi, ia segera menutup pintu sejenak untuk merapikan penampilannya. Nyahaha. Benar-benar super narsis. Setelah itu ia kembali membuka pintu sambil menunjukkan penampilannya terkerennya. Gkgk.
Cun Xi dan Xin Yi sama-sama gak nyangka bakalan ketemu ^o^ |
Nah, saat proses Ji Bao Bei melahirkan, disana Cun Xi menyadari bahwa Anna menyerahkan surat aborsi kepada Xin Yi. Akhirnya ia mengerti kenapa selama ini Xin Yi begitu membencinya. Ia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Anna dan kembali mengejar Xin Yi. Ehehe.. Sayangnya Xin Yi masih bersikap jual mahal karena ia tak mau terluka seperti dulu gara-gara terlalu mudah mempercayai rayuan Cun Xi. Xin Yi malah dengan pedenya mengatakan bahwa ia menyukai Mr. Z, orang yang membeli karya keramiknya, yang tentu saja tak lain dan tak bukan adalah Cun Xi sendiri. Uwoho... Lucu.
Karena sebuah kesalahpahaman, Xin Yi kembali menjaga jarak dengan Cun Xi. Namun saat ia mendengarkan rekaman tentang perasaan Cun Xi dua tahun lalu, Xin Yi akhirnya sadar bahwa Cun Xi benar-benar menyukainya. Eh, di saat penting seperti itu hape Cun Xi malah rusak sehingga Xin Yi tak bisa menghubunginya. Saat hapenya udah diperbaiki dan Cun Xi melihat ada 80 missed calls dari Xin Yi, ia girangnya minta ampun. Haha. Segera ia menemui Xin Yi di pulau seberang. Tapi masalah masih belum selesai. Mr Zhao salah menculik mereka, sehingga kesalahpahaman antara mereka timbul lagi. Cun Xi akhirnya mengatakan ia bahkan rela mati demi Xin Yi, dengan masuk ke dalam sebuah tong besar. Sialnya, waktu Mr Zhao tengah mempersiapkan alat keselamatan bagi Cun Xi, Xin Yi udah buruan menyepak tong itu hingga terguling menuruni bukit. Nyahaha. Akhirnya masalah baru kembali dimulai: Cun Xi buta. >_<
Saat Cun Xi buta, mereka berdua akhirnya bisa saling jujur satu sama lain. Xin Yi pun berjanji akan menjaganya hingga Cun Xi sembuh dari kebutaan. Tapi sialnya, eh untungnya, Cun Xi cuma buta sehari dan ia takut akut Xin Yi bakal meninggalkannya. Sehingga jadilah ia mesti pura-pura buta demi mencegah kepergian Xin Yi dan rela bersakit-sakit menghadapi metode pengobatan ibunya Xin Yi. Haha.
Pada akhirnya ketahuan juga bahwa Cun Xi berpura-pura buta. Xin Yi yang marah memutuskan untuk pulang dengan mengatakan ia baru akan memaafkan dan menerima lamarannya bila ia melakukan ini itu. Awalnya Cun Xi yang bodoh gak mengerti, namun kakaknya Xin Yi akhirnya membantunya memberitahu apa yang mesti ia lakukan demi mendapatkan hati Xin Yi.
Semuanya tampak berjalan lancar sampai kemudian Xin Yi mengetahui dari tes kesehatan bahwa ia mandul. Xin Yi mundur teratur dengan menolak lamarannya. Tapi saat Cun Xi tahu penyebab Xin Yi menolaknya, Cun Xi memberikan sebuah kejutan berupa pesta pernikahan kecil dan mengatakan ia mencintai Xin Yi bagaimanapun keadaannya. Di akhir episode dikisahkan bahwa Xin Yi tengah mengandung. Dokter yang memeriksanya dulu adalah seorang penipu, dan telah ditangkap polisi. Happy ending deh!
Btw tadi di atas kan ane mau mengisahkan tentang adegan-adegan keren, kenapa malah menceritakan ringkasan ceritanya sampai sedetail ini? Haha. Suka-suka ane dah.
Oke, kalau disuruh memilih adegan bahagia yang paling menyentuh bagiku adalah saat Dylan reuni dengan adiknya, yang tak lain dan tak bukan adalah Anna. Serius, ini adegan menyentuh banget. Aku salut ama penulis kisah yang memutuskan untuk membuat hubungan kakak-adik antara Dylan dan Anna. Selama ini, biasanya tokoh ketiga dan keempat bisa berakhir dengan menjadi sepasang kekasih, atau bekerja sama untuk memisahkan dua tokoh utama. Tapi hubungan Dylan dan Anna berbeda dari biasanya. Disini aku bisa merasakan bahwa Anna akhirnya bisa mendapatkan apa yang benar-benar ia butuhkan, yaitu cinta dari keluarga yang tak lain adalah kakaknya yang telah hilang 20 tahun lalu. Ah, so sweet. Most touching scene dah! ^_^
Nah, kalo adegan yang lucu dan bikin ngakak ku rasa adalah ‘adegan ranjang’ antara Cun Xi dan Anson. Wahaha. Dalam proses makingnya, Xiao Tian bahkan berkata bahwa bila ia benar-benar berada di posisi seperti itu, saat ia bangun tidur dan mendapati ada cowok di sebelahnya yang juga tidur tanpa pakaian, maka ia akan menghajar laki-laki itu sampai mati. Gkgk. Serius tuh adegan benar-benar unexpected. Salut!
Adegan ranjang Cun Xi dan Anson yang 'kontroversial'. Wkwk |
Ah, di atas ku singgung sedikit masalah making. Memang benar, dari video yang ku donlot, disana juga ditampilkan beberapa proses makingnya. Dari sana aku bisa melihat kalo para pemain benar-benar enjoy dan having fun dalam proses pembuatan drama ini. Dari sana pula aku menyimpulkan bahwa Chen Qiao En, pemeran Xin Yi, adalah orang yang humoris dan suka becanda. Tapi di sisi lain aktingnya juga luar biasa. Sementara untuk Xiao Tian, bisa ku simpulkan bahwa ia adalah orang yang suuuper narsis. Di tengah making ia sering banget bilang, “Aku yang ganteng, aku model ganteng.” Wahaha. Cukup lucu juga orangnya. Dan dari sana juga aku bisa melihat kalau hubungan mereka berdua cukup dekat. Sepertinya mereka berteman cukup akrab karena main dalam drama yang sama ini. Seneng ngeliatnya. >o<
Dalam proses making juga, diperlihatkan pengorbanan Xiao Tian yang rela jatuh ke tengah laut dan ditinggal pergi kapal yang membawanya. Disini terlihat Qiao En dan Anson benar-benar bahagia melihat Xiao Tian tersiksa. Haha. Tapi kemudian Anson malah mendapatkan balasannya. Dalam suatu adegan, diceritakan Anson terjatuh ke dalam air laut di suatu malam. Sebelum adegan itu diambil, tampak wajahnya yang gugup. Hihihi. Dan lucunya adalah, Xiao Tian yang mengaku dekat dengan Anson menunjukkan simpatinya dengan berkata, “Aku tak akan sanggup melihat Anson jatuh ke tengah laut. Karenanya aku.. akan membuang muka.” Yang disambung dengan lemparan sendal dari Anson. Gkgk.
By the way, dalam episode ketika Ji Bao Bei melahirkan, Cun Xi membawa Ji Bao Bei ke dokter yang tengah menunggunya di ruang tamu. Waktu melihat dokter itu, aku mikir, gile, siapa nih cowok, kok tampangnya keren gitu? Well, mungkin terlalu berlebihan kalo dibilang tampan, pokoknya ada sesuatu yang menarik dari dokter itu. Sebagai seorang figuran, ku rasa wajahnya terlalu tampan. Tapi juga disisi lain ku rasa actingnya begitu kaku seakan-akan dia seorang pemula. Kenapa pula malah cowok dengan akting pas-pasan semacam dia yang dipake? Eh tapi kemudian dalam proses makingnya aku baru tahu kalo dia adalah Hsiao Jing Teng, seorang penyanyi terkenal di Taiwan jebolan sebuah ajang pencarian bakat. Hoho.. pantes dia punya aura bintang begitu. Dia cameo rupanya. Ehe. Setelah itu langsung deh ane googling lebih lanjut tentang dirinya. Hoho..
Si dokter ca'em yang ternyata penyanyi >_< |
Ah, btw, dalam proses making yang ada di episode tiga, sutradara memberikan pengumuman mengejutkan bahwa drama mereka memiliki rating 4.25. Mendengar itu Xiao Tian langsung teriak kegirangan, sementara Qiao En menangis bahagia. Well, rating 4 sudah termasuk tinggi di Taiwan sana karena ada banyak TV kabel yang beredar. Saat rating drama ini semakin tinggi, Dylan kemudian membuat janji bila rating mereka di atas 8, maka Xiao Tian akan berenang tanpa pakaian, dan ia memenuhinya. Haha. Xiao Tian cuma bisa menyumpahi Dylan karena membuat janji tidak relevan semacam itu, tapi mau tidak mau tetap melakukannya. Ehe.
Well, rating drama ini pada dasarnya memang cukup tinggi, puncaknya ada pada espiode 20 dengan rating 10.94. Itulah rating tertinggi yang dipegang pertelevisian Taiwan saat ini. Sebelumnya rekor tertinggi dipegang drama Prince Frog dengan rating 8 koma sekian, memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang Meteror Garden dengan rating 6 koma sekian. Hoho. Dari dua drama dengan rating tertinggi, dua-duanya dibintangi oleh Qiao En juga. Sementara posisi Ming Dao tergeserkan oleh Xiao Tian sebagai cowok yang menjadi peran utama dalam drama dengan rating tertinggi. Selamat!
Bicara masalah Ming Dao, dalam adegan saat Xin Yi dan Cun Xi berada di klub malam, mereka mendapat tamu tak terduga yang membuat sutradara rada kesal, yaitu Ming Dao. Ming Dao pura-puranya berperan sebagai Cun Xi, tapi yang jadi pengisi suaranya tetap Xiao Tian. Hehe. Adegan yang mereka peragakan adalah saat Cun Xi berjalan membawa segelas air, lalu menabrak Xin Yi yang ingin pulang. Hoho. Jadi kaget sendiri melihat kedatangan Ming Dao ke lokasi syuting. Gara-gara kedatangannya, Qiao En jadi sering NG. Dan saat Ming Dao yang berperan sebagai Cun Xi, Qiao En pasti gak bisa menahan tawanya. Aih, manisnya melihat Ming Dao bertemu dengan Xiao Tian. Tapi pada akhirnya, aku tetap berpikir bahwa yang cocok menjadi Cun Xi adalah Xiao Tian. Cowok itu gak ada urat malu soalnya. Wkwk
Ming Dao n Xiao Tian photo bareng |
Oke, sekarang ane mau jujur sedikit. Ku rasa, berbeda dengan drama Prince Frog, cerita Fated to Love You sedikit vulgar. Ceritanya sendiri aja dimulai dengan kisah hamil di luar nikah. Gimana gak vulgar coba. Beberapa adegan juga rada tidak enak dilihat, seperti gadis penghibur sticky notes misalnya. Meski disensor, aku masih tetap berpikir itu bukanlah adegan yang pantas. Banyak juga dialog yang vulgar mungkin? Entahlah. Tapi memang pada dasarnya drama ini kan bercerita tentang kisah sepasang ‘suami istri’, jadi mungkin bisa sedikit dimaklumi. Ehe
Bicara masalah dialog, ane baru sadar kalo ternyata bahasa Mandarin itu susah, yak? Para pemainnya sendiri banyak yang NG gara-gara salah melafalkan kata. Selain itu, di drama ini banyak sekali plesetan-plesetan kata dan nama gara-gara salah mendengar atau salah pemahaman. Nama Cun Xi diplesetin, nama Dylan diplesetin. Siapa lagi yang hobby melakukan itu selain mamanya Xin Yi. Haha. Ada pula kala waktu Cun Xi menyuruh Anson mengecek tentang berapa banyak Xin Yi yang naik pesawat, dan jumlahnya ada ribuan. Karena nama di tiket tersebut di tulis degan huruf romaji, meski mungkin nama mereka ditulis dengan huruf pinyin yang berbeda, jadi tidak bisa dipastikan Xin Yi-nya Cun Xi ada dipesawat yang mana. Dari situ ane dapet pelajaran kalo bahkan irama dalam pengucapan bahasa mandarin bisa mempengaruh makna kata tersebut. Hmm, ribet yal.
Oke, sebagai penutup aku mau bilang kalau aku sangat merekomendasikan drama ini bagi siapapun yang mau menonton melo drama Taiwan yang unik dengan komedinya. Well, aku sendiri tidak menonton Fated to Love You yang korean version sehingga tidak bisa juga secara mutlak mengatakan bahwa versi ini lebih baik ketimbang yang korean. Tapi tetap saja aku mau bilang, yang original pasti memiliki nilai lebih dibanding pengikutnya.
Selamat menonton! ^_^
0 Comments