JSON Variables

Header Ads

Indahnya Pemandangan Malam


English Club tempat ku mengajar selesai pada jam enam sore. Seperti biasa, saat lonceng tanda pelajaran telah usai berbunyi, tanpa berlama-lama aku segera menutup kelas yang ku ajar. Meski begitu, Helda yang dapat tugas mengajar di Grup Arabic seperti begitu keasyikan sehingga sekitar jam enam lewat seperempat, kelas baru bubar.

Praktis seperempat jam lagi waktu maghrib tiba. Hari itu aku tengah puasa, tapi sebenarnya aku tidak masalah meski telat berbuka sedikit saja. Meski begitu, ternyata Helda tahu kalo aku tengah berpuasa gara-gara dikasih tau kakakku. Awalnya ia bertanya apakah mau berbuka di pondok, ku jawab gak usah, nanti aja itu tak masalah. Ia setuju, dan kami memutuskan untuk segera pulang mesti maghrib sudah di depan mata. Dan benar saja, baru sepuluh menit perjalanan, azan berkumandang. Tiba-tiba saja Helda menghentikan motor yang dikendarainya di depan sebuah warung makan. Aku kaget, lalu dia memintaku untuk makan dulu karena saat buka sudah tiba. Awalnya aku menolak, tapi saat ku tanya apakah ia mau makan, ia jawab iya. Mendengar itu, akhirnya ku pun bersedia untuk singgah. Ehe

Kami bicara cukup banyak saat kami makan berdua. Kebetulan kan aku memang baru saja mengenal Helda, sehingga ada banyak hal yang tidak ku tahu tentang dirinya. Aku senang bisa tahu lebih jauh tentang dirinya. Selesai makan, aku bersikeras untuk mentraktirnya karena selama ini aku telah nongkrong gratis di boncengan kendaraannya tanpa memberikan ‘bayaran’ apapun. Meski pada awalnya ia tampak ragu, akhirnya ia setuju juga untuk ditraktir. Setelah itu, kami shalat maghrib di mushalla terdekat, dan akhirnya melanjutkan perjalanan pulang pada jam setengah delapan malam.

Helda bilang kalo sebenarnya ia sendiri merasa takut berkendara di malam hari dengan jarak jauh seperti ini, karenanya ia cuma bisa berdoa dalam hati agar bisa selamat sampai tujuan. Ku bilang saja kalo aku juga senantiasa berdoa semoga kami bisa melewati perjalanan dengan mulus dan sampai ke kampus kembali dengan selamat. Haha. Intinya, meski terlihat sembrono berkendara malam dengan jarak tempur yang memakan waktu hampir satu jam, kami tetap merasa takut dan selalu berdoa meminta perlindungan dari Tuhan.

Langit sudah gelap saat motor yang kami kendarai melaju di jalanan. Saat itulah akhirnya aku baru menyadari satu hal yang telah ku lewatkan selama ini. Ya, indahnya jalanan di malam hari. Lampu-lampu jalanan yang berbaris menyala benar-benar terlihat indah, seakan berlarian ke belakang saat kami berjalan melintas. Sementara bagiku sendiri, yang terlihat paling indah adalah lampu-lampu mobil yang berjalan berlawanan arah denganku. Lampu mobil yang berkilauan itu bagiku benar-benar sebuah pemandangan baru yang tak akan bisa ku lihat kecuali ku sendiri ada di jalanan. Saat jalan yang kami lalui sedikit mendaki, maka cahaya kuning lampu mobil itu terlihat semakin indah saja, bagaikan sebuah menara panjang berliku yang ujungnya entah berada di mana. Serius, itu benar-benar pemandangan yang indah.

Jujur saja, aku bukanlah tipe orang yang suka jalan-jalan, apalagi jalan-jalan di malam hari. Dulu sekali, waktu Erma, teman kosku mengajak ku untuk makan malam pertama kali, ia tertawa dan mengatakan aku akhirnya pergi menikmati ‘dunia malam’ untuk pertama kalinya. Haha, aku setuju itu. Namun kala itu jarak tempuh perjalanan kami cuma memakan waktu sekitar dua puluh menitan, dan aku tak punya banyak kesempatan untuk menikmati indahnya lampu jalanan. Baru malam kemarin lah aku benar-benar menyadari tentang dunia malam sesungguhnya yang tidak pernah ku ketahui. Gkgk

Selama ini, aku sering dengar ujaran yang mengatakan pemandangan di malam hari dengan lampu-lampu jalanan dan lampu mobil itu begitu indah. Aku sih bilang yes aja, percaya aja karena memang begitulah yang selama ini ku lihat di tipi. Tapi untuk menyaksikannya pertama kali seperti ini ‘secara langsung’, ini benar-benar pertama bagiku. Aha. Saat melihat pemandangan seperti itu tiba-tiba sebuah suara berbisik di dalam hatiku, mengatakan bahwa dunia malam tidaklah semenakutkan yang selama ini ku bayangkan. ^^

Kami akhirnya sampai ke banjar setelah Isya, sekitar jam setengah sembilan malam. Aku bisa kembali ke kost dengan selamat, dan pemandangan lampu malam yang pertama kalinya ku saksikan ku rasa akan terus melekat dalam ingatan.:)

Post a Comment

1 Comments