Apakah Anda orang yang suka berhutang uang? Aku sendiri, adalah orang yang tidak suka berhutang dan berusaha sebaik mungkin untuk menghindari kegiatan yang namanya berhutang. Meski begitu, dalam hidup ini, ada saat dimana aku mau tidak mau harus berhutang, dan bagiku itu adalah hal yang sangat membebani pikiranku.
Sekitar sebulan yang lalu, aku membeli sayur pada paman sayur. Jumlah harga barang yang ku beli cuma dua ribu rupiah, sedang uang yang ku gunakan adalah lima puluh ribuan. Dengan jujur paman sayur bilang kalo kembaliannya gak ada dan bilang bawa saja dulu, nanti aja bayarnya. Awalnya aku ragu, soalnya aku sendiri merasa gak yakin kapan bisa bertemu beliau lagi. Tapi aku sendiri tidak mau ‘memecah’ uang dengan membelanjakan hal lain yang benar-benar tidak ku butuhkan agar bisa membayar dua ribu rupiah itu. Akhirnya ku putuskan untuk setuju dan jadilah aku berhutang dua ribu kepada beliau.
Ternyata dugaanku benar. Dalam hari-hari yang ku lewati, tak pernah sekalipun aku berpapasan dengan paman sayur itu lagi. Aku cemas. Bagaimana bila aku mati dalam keadaan berhutang? Pikiran seperti itu terus menghantuiku. Meski begitu, aku tetap mencoba berpositif thinking bahwa kalo memang jodoh, insya Allah ketemu ama beliau.
Akhirnya hampir sebulan kemudian, aku melihat beliau lewat di depan kostku. Aku langsung berteriak memanggil beliau, dengan pikiran berupa bayar hutang, bayar hutang, bayar hutang. Haha. Sejujurnya ku gak ada niatan untuk beli sayur, tapi kalo menyamperin beliau hanya dengan niatan bayar hutang kan rasanya gak etis juga. Maka ku belilah beberapa sayur yang ku butuhkan. Saat membayar ku bilang kepada beliau kalo dulu aku punya hutang dua ribu ke beliau. Paman sayur itu tertawa. Aku yakin beliau tidak ingat sedikit pun tentang hutang tersebut. Itu tak masalah. Yang penting hutangku sudah lunas, bebanku berkurang sedikit.
Nah, selain hutang sayur tersebut, aku juga punya hutang lagi pada salah satu warung makan di dekat kostku. Kejadian itu juga sekitar sebulan yang lalu, tak jauh-jauh hari dengan kejadian saat ku berhutang dengan paman sayur. Kala itu ku sedang beli lauk untuk buka puasa, dan harganya dua ribu (lagi). Aku keluarkan uang sepuluh ribuan, tapi ternyata anak si empunnya warung yang menjadi penjual mengatakan kembaliannya gak ada dan menyuruhku untuk membawa lauk tersebut dan nanti saja bayarnya.
Oke, kalo ini aku gak masalah, karena memang lokasi warung itu berdekatan dengan kostku. Tapi sialnya, tiap kali ku lewat warung beliau, aku gak punya uang pas dua ribuan di tangan. Dan kalau pun ada, yang jaga warung malah gak ada. Kan malu juga tereak-tereak manggil di rumah orang cuma buat niatan bayar hutang tanpa beli apapun. Hah, akhirnya ku pasrah aja. Nunggu sampai benar-benar ada penunggunya di warung, baru ku bayar. Eh tapi kadang, pas penjaga di warungnya yang ada, uang dua ribunya yang gak ada lagi. Nyaha. Praktis tuh hutang dua ribu gak kebayar-bayar.
Kemudian pula, sekitar dua minggu ini warung makan tersebut malah gak buka alias gak jualan lagi. Jadi galau deh tiap kali lewat rumah si empunnya warung sambil bertanya-tanya kenapa tuh warung gak buka-buka. Tapi aku cuma bisa pasrah aja, sambil berharap nanti kalo si empunnya rumah duduk-duduk di pelataran, mungkin aku bisa menyamperin dan membayar hutangku.
Sampai akhirnya tadi siang, saat ku pulang dari kampus, ku dapati si empunnya warung duduk santai di pelataran rumah beliau bersama dua ibu tetangga. Aku ingin singgah, namun ragu, apakah aku punya uang pas dua ribu. Seingatku aku cuma punya seribu doang. Akhirnya ku putuskan untuk berjalan melewati rumah itu sambil berharap semoga beliau gak ingat kalo aku punya hutang ama beliau. Haha
Meski begitu, sekitar lima meter dari rumah beliau, aku berhenti. Ku bongkar tasku dan ku teliti dompetku untuk memeriksa apa ada uang receh di sana. Ternyata ada uang koin seribuan! Praktis dengan begini uang yang ku miliki cukup untuk membayar hutang. Dengan mantap aku segera berbalik dan menghampiri beliau. Ku berkata kalo dulu aku punya hutang dan maaf baru kebayar sekarang. Si ibu warung ketawa dan bilang santai aja lagi. Ku jawab minta rela dan segera berjalan menjauh dari tempat itu. Hah, lega. Sekarang aku bisa mati dengan tenang rasanya. >_<
Sebenarnya, ada berbagai alasan orang berhutang. Tidak punya uang adalah alasan yang paling banyak digunakan, sementara untuk kasusku, tidak punya uang receh adalah alasan ku untung berhutang. Haha. Ini bukan kali pertama aku berhutang karena si penjual gak punya uang kembalian. Kejadian semacam ini cukup sering sebenarnya. Meski begitu, baru kali ini aku berhutang yang lama banget baru bisa kebayar hutangnya. Jadinya ampe kepikiran berhari-hari deh. Tapi berhubung sekarang hutang itu sudah hapus hari ini, aku merasa plong dan dengan senang bisa mengucapkan Alhamdulillah. :)
Di masa depan, mungkin akan ada masa di mana aku harus berhutang lagi. Saat itu tiba, ku harap ku bisa membayarnya dengan segera agar hutang yang ku miliki tidak menghantuiku lagi seperti kali ini.
Bagaimana dengan kalian, sudahkah kalian membayar hutang yang kalian miliki? ^_^
0 Comments