JSON Variables

Header Ads

Riset: Day 1

Hari ini adalah hari pertama ku mengadakan riset di MAN 4 Martapura. Deg degan, gak karuan tidur (untuk ini mah sebenarnya gak ada hubungannya). Janji masuk jam sembilan pagi. Aku yang begadang seperti biasa, pagi ini tidur sejenak jam enam dan bangun jam setengah delapan. Jam setengah sembilan ku sudah siap, dan ku putuskan untuk segera berangkat ke tempat.

Ternyata aku datang kepagian. Pak Mahmud bahkan masih mengajar di kelas 12. ‘Kujuk-kujuk’ gak karuan, ku putuskan untuk mengobservasi keadaan lingkungan MANTAP terlebih dahulu. Ku catet apa-apa saja bangunan yang ada disana dari ujung kiri ke ujung kanan. Bisa ku rasakan dengan jelas tatapan bingung para murid melihatku yang tengah ke hulu ke hilir gak jelas. Tapi mereka diam saja, mungkin bingung mau manggil aku Ibu atau Kakak. Haha. Pak Mahmud keluar sejenak, dan mengatakan beliau masih lama dan memintaku untuk menunggu.

Aku tak keberatan. Iseng-iseng ku masuk ke ruang Tata Usaha untuk meminta data tentang daftar para guru yang ada di sana. Pak Kepala Sekolah yang ramah sangat membantuku. Jujur saja, sikap beliau mengingatkanku pada sosok-sosok chairman yang ada di komik kebanyakan. Terkesan santai, tapi ada setidaknya satu bawahan yang bertindak tegas. Haha. Aku suka karakter itu. Dengan bantuan beliau aku bisa dengan mudah mendapatkan daftar nama guru. Salah seorang guru disana yang ku kira galak berubah baik setelah Pak Kepsek menyuruh beliau membantuku. Ah, leganya urusan lancar.

Urusan itu pun akhirnya selesai. Aku mulai bingung tak ada yang dilakukan. Aku duduk di ruang TU tanpa bicara sepatah pun sambil mendengar para guru lain bicara tentang tanaman ‘penyambung nyawa.’ Aku ingin memakai headsetku, tapi takut kalau-kalau ada dosen yang mengajakku bicara dan aku malah tak bisa mendengarnya. Akhirnya ku cuma duduk bengong doang sambil ngebolak balik buku Matematikaku sambil pura-pura khusyu’ membacanya. Argh, aku ingin segera keluar dari situasi canggung ini.

Kesempatan ada, aku pun keluar seraya menengok apakah Pak Mahmud belum keluar. Masih belum keluar juga. Padahal sudah hampir jam setengah sepuluh. Aku berdiri di depan toilet wanita, yang ada di antara ruang TU dan Kepsek. Tempat itu bagaikan sebuah oasis bagiku. Meskipun cuma diri-diri gak jelas, setidaknya aku bisa melakukan apa yang ku inginkan disana tanpa diganggu. Tapi tetap saja, guru yang lalu lalang sepertinya ‘kasihan’ melihatku yang nongkrong gak karuan. Beberapa menyuruhku untuk masuk ke ruang guru, masuk ke TU, dan ke tempat lainnya. Aku jadi merasa serba salah. Di satu sisi aku sebenarnya ingin berada di tempat itu memang karena aku mau, bukan karena terpaksa. Tapi di sisi lain aku juga tak enak menolak beliau terus menerus. Akhirnya ku putuskan untuk masuk ke ruang guru.

Tak disangka disana aku bertemu bapak Adrian, guru Penjaskes sekaligus Paskibra ku dulu. Beliau ingat padaku samar-samar, tapi tak ingat namaku. Setelah ingat, kami kembali bernostalgia tentang lomba Paskibra yang dulu kami ikuti dan keluarlah slogan yang sudah lama tidak ku dengar, “Astambul: Asal Tampil Bung*l ae!” Hag hag

Untungnya tak lama kemudian Pak Mahmud datang. Tanpa menunggu lama beliau segera mengajakku untuk masuk kelas. Kelas pertama yang ku masuki adalah XI IPA. Pak Mahmud memberi penjelasan sejenak mengenai maksud kedatanganku, lalu mempersilahkanku mengambil alih kelas. Wah, aku sendiri PPL 2 saja belum sudah disuruh berdiri di depan kelas seperti ini. Tapi anehnya aku tidak merasa gugup sama sekali. Ku sapa mereka dalam bahasa Inggris, dan mereka menyahut dengan semangat. Aku senang itu. Tanpa berbasa basi ku segera langsung membagikan instrumen yang harus mereka kerjakan. Agak keberatan juga mereka waktu ku minta untuk menerjemahkan kalimat ke Bahasa Inggris, tapi seiring jalan, tak ada kendala yang berarti.

Sehabis itu, aku pulang ke rumah sejenak, lalu kembali lagi pada jam satu siang untuk masuk ke kelas XI IPS A. Kelas ini lebih ribut dari kelas IPA, tapi malah mengerjakanannya lebih cepat ketimbang kelas XI IPA. Btw, ada satu sosok yang menarik perhatianku (wahaha, lollicon mode on!). Ada cowok yang tampak kalem dan sepertinya dia merupakan salah seorang murid yang cerdas karena beberapa teman memanggil-manggil namanya sambil menanyakan jawaban. Salah seorang bahkan duduk di sebelahnya. Sebut saja namanya Zetto. Yang ku suka adalah seperti yang sudah ku bilang, dia kalem. Nyahaha. Biarlah aku menikmati perasaan suka lima menit ini. #plak

Selesai menjawab, mereka membaca doa bersama karena memang sudah saatnya jam pulang sekolah. Ah, aku lupa. Bagi mereka yang membantu menjawabkan soal, ku beri sedikit ucapan terima kasih berupa coklat Gery. Hehe. Awalnya bingung mau kasih apa, ujung-ujungnya makanan juga. Tak apalah. Yang penting ada.

Alhamdulillah. Overall ku merasa risetku di hari pertama ini berjalan cukup lancar. Meski aku banyak diamnya di kelas dan tidak bisa mengatur kelas dengan baik, tapi ku rasa ku bisa berkomunikasi sedikit banyak dengan mereka. Aku tak tahu mengapa, mungkin karena ini MAN 4, karena ini Astambul, murid-muridnya tidaklah seseram yang selama ini diceritakan teman-teman PPL ku. Dulu banyak teman-temanku yang berkeluh kesah tentang betapa susahnya mengatur anak didik. Apakah itu karena tempatnya berbeda, pergaulan mereka yang berbeda, aku tak tahu. Tapi untuk sikap yang dilakukan murid-murid MAN 4, ku rasa masih bisa dikatakan sebagai tingkah seorang murid SMA biasa, tidak lebih. Walau ada satu dua yang agak banyak bicara, tapi masih di batas kewajaran lah.

Penelitian selanjutnya akan ku lakukan di hari Sabtu. Berhubung besok, Jumat, ku ada kelas PPL, maka hari ini sehabis riset ku segera pergi ke Banjar. Hari ini pun sebenarnya ku bolos masuk kelas demi riset ini. Hm, mau bagaimana lagi. Padahal sayang juga, tapi mau tak mau ku harus tetap memilih, kan? Moga-moga penelitian hari Sabtu besok juga akan berjalan lancar. ^o^

Ah, di bagian atas sempat ku singgung kalau aku rada gak karuan tidur. Itu benar. Lebih tepatnya kurang tidur. Tau sendiri kan, kalo di Astambul aku mesti begadang tiap malam untuk mencari bahan mengupdate blog. Setelah menjalani rutinitas seperti itu, jadilah sekarang ku mengalami kantuk berat di mata. Sebenarnya pikiranku masih jalan, tapi syaraf mataku amat berat dan bawaannya mau merem aja. Itulah mengapa di malam hari, mataku ingin tidur tapi otakku masih jalan, sehingga ku mengalami gangguan tidur dan itu benar-benar membuatku jengkel. Haha. Untungnya sekarang aku di Banjar. Urusan ngeupdate blog bisa kita lakukan esok hari di PSB, karenanya malam ini moga-moga ku bisa tidur nyenyak. Habis azan Isya langsung dah kita gelar kasur. Wkwk

Dan satu lagi. Proyek laguku minggu ini, gak gerak-gerak. Hiks. Baru mencipta satu lagu kok udah mau menyerah gini. Padahal untuk ulang tahunku nanti aku kepengen nulis lagu ulang tahun. Jadi sebelum saat itu tiba, aku mesti rajin nulis lagu juga. Oke, doakanlah moga-moga dalam tiga hari ke depan lagunya bisa selesai. Amiin! >_<

Post a Comment

0 Comments