JSON Variables

Header Ads

Muqaddimah

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi, pemirsah. Salam kenal. Aku bukan blogger baru, tapi aku masih baru dalam dunia yang mulai sekarang akan ku coba untuk geluti. Yeah, aku memang penikmat musik, tapi belum pernah terpikir di benakku untuk menjadi seorang pencipta yang kelak karyanya akan didengar banyak orang (Amin). Karenanya sekarang ku mencoba untuk menantang diri, menapaki tangga menuju level lebih tinggi dengan mengambil sebuah keputusan untuk mencoba mengeksplorasi bakat diri dalam bidang tulis menulis. Untuk urusan menulis cerita aku memang sudah terbiasa, tapi untuk menulis puisi apalagi lagu, ku rasa akan banyak kendala yang menimpanya. Jadi, mohon bimbingannya pemirsah! ^_^

Sebagian pembaca mungkin lebih mengenal aku sebagai blogger yang identik dengan Jejepangan. Ehehe. Tapi untuk blog yang satu ini, sepertinya unsur jejepangannya mesti mundur dulu yak. Wkwk. Meski tidak bisa ku pungkiri bahwa aku mulai tertarik untuk menulis lagu karena mendapatkan inspirasi dari lagu-lagu Jepang yang biasa ku dengar, tetap saja sepertinya aku harus mengkhususkan blog ini menjadi blog pribadi yang berisi hal-hal yang ingin ku tulis dari hati. Ehe. Jadi jangan ada komen minta terjemahin lagu ato request MP3 yak. Haha. Kalo mau ngedonlot lagu Jepang, bisa masuk ke blog ku yang http://uswatunhasanahast.wordpress.com/. Linknya juga ku pasang kok di list laman di atas. Dan kalau masalah terjemahan, untuk sekarang belum dulu ya. Nanti kalo hatiku sudah terbuka, mungkin aku akan kembali bergelut di bidang itu. 

Ah, meski pun sepertinya isi blog ini mayoritas adalah karya-karya lagu ciptaanku, aku juga akan menggunakannya sebagai ajang jurnal online dan mengisinya dengan pengalaman sehari-hari, seperti artikel ini misalnya. Tentu saja. Aku sudah menargetkan diri, dalam satu minggu cukup mencipta satu lagu ‘saja,’ jadi selebihnya aku boleh mengisi blog ini ngadal ngidul gak karuan. Hehehe. Boleh dong? ^o^

Bicara masalah dunia musik, sudah lama aku tidak memperhatikan perkembangan musik Indonesia. Yeah, agak miris juga sebenarnya, sebagai anak bangsa tapi malah doyan denger lagu luar (pasang tampang tak bersalah). Tapi mau bagaimana lagi. Kalau kita memaksakan diri untuk mendengar lagu yang lagi tenar sekarang, maka temanya gak bakal jauh-jauh dari tema cinta, putus cinta, perselingkuhan, ampe simpenan juga. Hah~ sungguh memilukan. Tapi sebenarnya ada juga lo beberapa lagu yang temanya bagus, sempat ku perhatikan juga. Tapi sayang ku rasa pamornya masih kalah, mungkin karena penyanyinya masih baru. Well, bukan berarti aku tidak menyukai lagu-lagu yang bertemakan cinta, hanya saja kalau memang pengen, alangkah baiknya kalau makna cinta digambarkan dalam lirik yang mengandung gaya bahasa dan pesan yang unik. Intinya, cinta yang anggun gitu (hallah).

Salah satu kekurangan (menurutku) lagu-lagu indonesia sekarang adalah durasinya yang pendek dan liriknya yang senantiasa diulang-ulang. Jujur, mataku udah terbiasa ngebaca lirik lagu Jepang yang panjang-panjang. Karenanya waktu ku mencari salah satu lirik lagu Indonesia, mataku ngelotot mencoba perhatikan jangan-jangan ada liriknya yang kurang, saking pendeknya (kalo dibandingin ama lirik lagu Jepang yang biasa ku baca. He). Sebagaimana kita ketahui (caelah), satu kata dalam bahasa Indonesia itu kadang terdiri dari beberapa suku kata, sehingga satu bait kadang berisi gak nyample 20 kata. Bandingkan ama lagu China (haha, jauh banget perbandingannya) yang kalo diperhatikan rata-rata cuma terdiri dari satu-dua suka kata.

Selain itu, lagu Indonesia biasanya nadanya cukup pelan, aduh, gimana yak menjelaskan, pokoknya gak cepat, gak secepat ngerapp juga, tapi pokoknya lambat dah. Karenya dalam durasi sepuluh detik misalnya, cuma ada beberapa kata yang nyangkut disebut. Bandingkan misalnya, dengan lagu Jepang Aqua Timez –Chiisana Tenohira (kebetulan aje pas ane nulis nih artikel lagi denger lagu ini, jadilah lagu ini dijadiin contoh. Nyaha). Nada lagu ini tidak pelan, dalam waktu sepuluh detik ada cukup banyak kata yang bisa masuk. Nah, begitu maksudku. Entah bagaimana, atau mungkin karena pendengar lagu Indonesia lebih suka tipe lagu yang seperti itu, lagu yang rada slow, karenanya mau tak mau para musisi nurut aja.

Ah, padahal bila memang mau mendobrak tradisi, apa salahnya? Well, tentu saja aku bisa bicara demikian karena aku bukanlah orang yang ‘mencari nafkah’ di bidang musik, setidaknya tidak untuk sekarang. Tapi tetap saja, menurutku prinsip itu penting. Ada saat ketika kita harus mencipta demi orang lain, ada pula saat ketika kita mencipta demi diri pribadi. Aku tipe orang yang egois, karenanya aku orang yang biasa berbuat berdasarkan standar diri sendiri, termasuk urusan menulis. Wkwk. Meski begitu, ku rasa itu bukan hal yang salah. Setidaknya setelah berkarya, aku selalu berusaha menempatkan diri sebagai seorang penonton agar bisa bertanya pada diri sendiri, “Bisakah karya ini membuat takjub orang lain?” Ya, bahkan saat kita memang mencipta demi orang lain, kita tetap harus memikirkan standar diri yang kita miliki. Karena suatu saat nanti, hal itulah yang kita bisa sebut sebagai ciri khas. 

Meski begitu, ada satu yang cukup ku suka dari lagu Indonesia. Lirik lagu Indo cukup memperhatikan rima di tiap bait lagu. Walaupun mungkin kata-katanya cuma ‘aku, kamu, berlalu, pilu,’ ku tetap menghargai itu. Untuk lagu Jepang sendiri, ku rasa hanya sebagian musisi yang memperhatikan hal semacam itu, Futoshi misalnya (lagi denger Ketsui no Asa ni soalnya. Oho). Tapi anehnya, meski lirik lagu Jepang jarang mengandung rima, lagunya tetap enak di dengar. Ku pernah mencoba menerapkan prinsip itu ke lagu Indonesia, saat ku iseng menulis lagu, dan ku rasa hasilnya kurang memuaskan. Hmm, karenanya ku menyimpulkan, unusr rima itu penting dan harus dipertahankan. Well, tentu saja aku tak bisa menulis lagu dengan rima yang sama terus menerus tiap baitnya, tapi setidaknya ku usahakan agar rimanya, meski tidak sama, tetap enak di dengar lah. ^^

Puas mengkritik musik Indonesia, tentu saja aku juga akan berusaha menciptakan lagu ideal yang berusaha menyimpang jauh dari standar permusikan Indonesia. Aku akan menulis lagu yang temanya tidak cuma cinta semata, aku bakal nulis lagu yang liriknya banyak n panjang-panjang, serta berusaha menuliskan kata-kata yang masih jarang ditemukan dalam lirik lagu Indonesia. Tentu saja aku yakin itu tidaklah mudah. Aku orang yang awam dalam bidang ini. Karenanya, mohon maafkan bila ada karya yang kurang berkenan dan ternyata masih jauh dari standar yang sudah saya ciptakan. Setidaknya, aku berusaha untuk menuju standar itu, Insya Allah. 

Menulis lagu bukanlah perkara gampang. Apalagi untuk orang sepertiku yang gak bisa main musik. Serius. Aku menulis lagu cuma berdasarkan gumanan yang ku senandungkan, lalu merekamnya sampai kira-kira menemukan nada yang cocok. Meski begitu, ada kesalahan yang sering ku alami saat ku mencoba mencipta lagu sambil bersenandung. Saat ku menggumankan sebuah nada, kadang tiba-tiba aja nadanya malah nyasar ke salah satu lagu yang pernah ku dengar. Uwauwawa, aku gak mau terkena kasus plagiarisme! Bagiku, kata plagiarisme adalah istilah yang menakutkan. Aku sendiri orang yang cukup sering menilai musisi ini lagunya menjiplak lagu ini, lagu itu, de el el. Itu dulu. Tapi kemudian, saat ku mendengar beragam lagu Jepang, ku temukan ada cukup banyak lagu yang kelihatannya mirip. Baik itu di bagian intronya, tengahnya, atau musiknya, tapi merekanya santai-santai aja tuh. Karenanya aku beranggapan, sebaiknya jangan terlalu dini menilai seorang musisi melakukan tindakan plagiarisme. Mirip mungkin, tapi untuk urusan plagiarisme, biarkan ahlinya bicara (ane nulis mencoba menyemangati diri sendiri. Wkwk)

Untuk menyiasati kasus salah ‘nyambung’ itu, aku biasanya menulis liriknya terlebih dahulu, baru menciptakan melodinya. Wkwk. Langkahnya bener-bener kebalik dari cara orang menulis lagu kebanyakan. Tapi tak apa. Itu cara yang ku anggap paling nyaman dalam mencipta lagu. Saat menulis liriknya, aku mulai dapat gambaran kira-kira lagu ini mau dibikin ceria atau santai. Itu benar-benar membantuku dalam proses kreatif di dalam otakku. Well, ke depan aku tidak tahu bagaimana teknik yang akan ku gunakan, tapi untuk sekarang, sepertinya itu yang paling cocok denganku.

Ah, sepertinya satu lagi yang harus ku jelaskan. Aku kepengen menjadi pencipta lagu, bukan seorang penyanyi. Aku sadar diri kalo suara ini bener-bener dengan kualitas yang pas-pasan yang cukup untuk bicara ala kadarnya. Karenanya mohon maklumi kalo suaranya kurang berkenan, kalo ada nada yang gak nyampe, itu bukan jadi inti permasalahannya disini. Nyahaha. Kebetulan aku emang punya radang amandel, sehingga kemampuan suaraku agak buruk dibandingkan waktu kecil (masih ingat waktu SD dulu sering nyanyi lagu qasidahan di tengah sawah buat ngibur bapak emak yang lagi manen padi. Hoho..). Meski begitu, dari awal niatanku emang buat nulis lagu aja, gak lebih dari itu. Karenanya di videonya pun, cuma ada tulisan lirik tanpa ada cuplikan tampang wajahku sedikitpun. Gkgk. Ane tipe orang yang hobi berada di belakang layar, karenanya biarkan daku berada di depan layar laptop sambil terus ngutak-ngatik movie maker (ngelus janggut).

Demikian saja, pemirsa, artikel pembukaan dari saya. Seperti yang sudah ku janjikan, Insya Allah aku akan menulis satu lagu setiap minggunya. Sebelumnya sudah ada dua lagu yang ku tulis, karenanya akan ku publish lagu itu segera. Setiap komentar dari pendengar dan pembaca akan sangat dinantikan. Mohon doanya moga aku bisa terus istiqomah dalam berkarya membangun untuk bangsa. 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Post a Comment

1 Comments

  1. Wah blog yg 1nya sudah di close mbak, saya mengikuti blog anda sejak 2010an jalan2 48 dan Yui, dan sekarang iseng mau cari lirik translate lagi langsung teringat dengan blog anda...nice to know your blog

    ReplyDelete