Di tempat ku mengikuti pelatihan BLK, ada dua orang instruktur tetap: Pak Lang dan Pak Jiyo. Hari ini, kami kedatangan guru baru yang akan mengajarkan pelajaran Microsoft Power Powint. Secara sekilas, tak ada yang salah dengan beliau. Meski begitu, mengingat perjumpaan pertama kami dengan beliau, harus ku akui, perutku sakit gara-gara ketawa melihat 'kepolosan' beliau.
Nama beliau Pak Wi. Pak WI masuk kelas pada jam dua siang, dan tak ada yang aneh dengan penampakan beliau. Pak Wi seorang guru tua yang kalau dari kesan pertama ku dapatkan, guru yang ramah dan cukup berpengalaman. Beliau masuk, kami semua pun duduk tenang. Pak Wi datang dengan membawa laptop dan setumpuk buku modul. Beliau kemudian meminata kami menghidupkan LCD untuk menghubungkannya dengan laptop yang beliau bawa. Dan disinilah masalah dimulai.
LCD sudah menyala dengan baik, tinggal di hubungkan ke perangkat keras lainnya. Tapi ternyata, notebook yang beliau bawa malah gak ada colokan kabel LCD nya. Beliau bingung muter-muter laptop tersebut untuk mencari lubang colokannya. Tapi gak nemu. Aku dan Rahmi bahkan juga ikut maju ke depan untuk memastikan apa benar tuh laptop gak ada colokan LCD nya. Diana malah melontarkan ide mungkin colokannya ada di bagian bawah laptop. Ya gak mungkin banget. Disini kami sekelas sudah mulai cekikikan gak jelas. Soalnya gaya Pak WI itu lo, kayaknya benar-benar bingung kenapa di laptop itu gak ada colokannya. Rahmi yang sudah tidak tahan lagi akhirnya meminta Ketua untuk menghubungi Pak Jiyo, meminta bantuan SOS.
Pak Jiyo datang, dan ikut mengecek laptop Pak Wi. Tapi berhubung emang gak ada colokan LCDnya, ya mau bagaimana lagi. Kelas kami mulai ribut. Waktu sudah berlalu beberapa menit tapi kelas belum juga dimulai. Pak Jiyo yang tadi sempat keuar, akhirnya datang kembali dengan membawakan laptop beliau. Kami bernafas lega, akhirnya pelajaran bisa dimulai.
Tapi masalah belum selesai sampai disitu. Ternyata beberapa keypad yang ada di laptop Pak Jiyo malah sudah tidak berfungsi. Saat beliau kepengen mengetik tulisan SELAMAT, huruf L-nya gak bisa muncul, tapi malah angka 3 yang keluar. Lagi-lagi, melihat kepolosan Pak Wi yang tampak bingung membuat kami cekikikan menahan tawa. Aku pun sambil menahan tawa akhirnya maju ke depan, mencoba membantu beliau. Akhirnya masalah huruf L kelar juga, eh sekarang giliran huruf A yang gak bisa muncul sama sekali. Asli dah. Melihat gaya beliau yang benar-benar kebingungan menghadapi komputer itu membuat kami bertanya-tanya, "Pak Wi beneran guru komputer, ya?"
Yang lebih menakjubkan lagi adalah, Ketua kelas kami yang selama ini dikenal sebagai anak yang kalem dan pendiam, juga tak bisa menutupi perasaannya dan ikut tertawa cekikikan bersama kami. Aku jujur saja, malah sibuk tertawa menertawakan Ketua yang sibuk menahan tawanya sambil tunduk-tunduk. Pemandangan langaka, ngelihat dia ketawa. Untung saja, kekonyolan itu tidak berlanjut lama. Pak Jiyo kembali datang lagi dengan membawa keyboard komputr untuk dihubungkan ke laptop yang dipegang Pak Wi. Ah, masalah sepertinya akan selesai.
Dihadapkan dengan keyboar baru, ternyata Pak Wi malah tetap saja terlihat kebingungan. Beliau sempat terdiam lebih dari semenit sambil memandangi keyboard di hadapan beliau seperti sedang mencari sesuatu. Mala pun berbisik-bisik padaku, mengatakan kalau beliau sepertinya mencari tombol backspace. Setelah ditunggu selama dua menitan lebih dan tanpa bantuan orang lain, akhirnya beliau bisa juga menemukan tombol backspace dan memulai pelajaran. Diana yang duduk di belakangku iseng bertanya, "Kita sekarang sedang pelajaran apa, sih?" ^o^
Yang lebih menakjubkan lagi adalah, Ketua kelas kami yang selama ini dikenal sebagai anak yang kalem dan pendiam, juga tak bisa menutupi perasaannya dan ikut tertawa cekikikan bersama kami.
Ternyata kehebohan masih belum berakhir sampai disini. Saat Pak WI menjelaskan cara membuat power point, beliau berpatokan pada buku modul yang sudah belia bagikan pada kami. Lucunya adalah, pemberian halaman pada buku itu kurang teratur sehingga semua halaman yang ada di buku itu bertulisakn halaman 1. Pak WI kan loncat-loncat menjelaskannya. Jadi sewaktu teman di bagian ke belakang ketinggalan dan bertanya pada temannya yang ada di depan, halaman berapa yang bapak sedang jelaskan. Kami pun Cuma bisa cekikikan sambil menjawab, "Halaman satu," yang membuat mereka juga ikut cekikikan mendengarnya.
Aduh. Kalau mengingat kejadian itu lagi, sampai sekarang pun aku masih kepengen cekikikan rasanya. Tapi jujur saja, kalau dipikir lebih lanjut, sebenarnya apa yang salah dengan pelajaran siang ini? Beliau menjelaskan dengan serius, dan kami juga bisa menangkap pelajaran yang beliau berikan dengan baik. Ah, tapi tetap saja, aku merasa lucu. Kesan pertama yang sungguh menyenangkan.
Yep, terlepas dari sikap polos beliau, Pak Wi 'benar-benar' tahu tentang seluk beluk power point. Beliau menjelaskan dengan rinci tentang bagaimana membuat tabel, chart, dan sebagainya, sehingga saat kami mendapatkan ilmu baru, kami semua ber-o panjang sambil manggut-manggut. Telrlihat mengolok-olok, tapi sebenarnya itu adalah bentuk keterkejutan kami mengetahui kompeten yang beliau miliki. Pada akhirnya, beliau memang seorang instruktur Power Point, kan? :)
Ah, sebenarnya ngerasa gak enak juga menertawakan 'paguruan'. Toh aku sendiri juga mengambil jurusan pendidikan dan tahu susah pahitnya menjadi seorang guru. Well, tapi sepertinya Pak Wi sendiri tidak merasa ada yang salah dengan sikap kami, sehingga beliau tidak terlihat tersinggung. Semoga saja begitu. Dan di masa depan, ku harap bisa menyerap ilmu lebih banyak dari pelajaran yang beliau jelaskan. :)
0 Comments