JSON Variables

Header Ads

ASDF JKL;, Rumus Sederhana Menjadi Seorang Admin

Apa rumus sederhana untuk menjadi seorang admin? Apa hal yang harus dimiliki oleh seorang admin? Itulah pertanyaan yang dilontarkan kepadaku saat ku melakukan tes wawancara masuk ke BLK. Well, tentu saja pertanyaannya dalam bahasa Inggris. Dengan sok kepedean ku jawab bahwa hal yang harus dimiliki seorang admin adalah kemampuan mengoperasikan komputer, kemampuan memahami atasan, dan mungkin juga, kemampuan berbahasa asing. Pak Lang yang kala itu mewawancaraiku menjelaskan, bahwa kemampuan yang harus dimiliki seorang admin adalah kemampuan berkomputer yang baik. Yep, setidaknya dari tiga pernyataan yang ku ajukan, ada satu jawaban yang benar. Nyaha.

Sejak dulu aku memang orang yang suka berkutat dengan komputer. Aku pernah menyelesaikan sebuah novel setebal 600 halaman hanya dalam waktu satu bulan, sehingga ku akui sendiri bahwa kemampuanku dalam hal komputer -dalam hal mengetik lebih tepatnya- tidak begitu buruk bahkan bisa dibilang cukup mumpuni. Karenanya saat kami dihadapkan dengan pelajaran komputer aku merasa siap sepenuhnya untuk menghadapinya.

Ternyata, aku sadar aku telah salah. Memang benar aku bisa mengetik dengan cepat. Tapi selama ini, aku Cuma mengetik dengan sebelas jari. Jari telunjuk sebelah kiri dan sebelah kanan. Ada kalanya juga aku menggunakan tiga jari dengan tambahan jari tengah tangan kiri, tapi itu juga masih belum cukup. Di kelas komputer aku diajarkan, bahwa seorang admin yang baik harus bisa mengetik seefesien mungkin dengan menggunakan ke sepeuluh jarinya. Gubrak. Aku kan tidak pernah mengetik dengan sepuluh jari. Yang ada malah cara mengetikku jadi tambah makin lambat. Tapi sebelum berburuk sangka, ku dengarkan dulu dengan seksama penjelasan dari Pak Jio, instruktur kami yang satunya. Beliau tunjukkan gambar pembagian jari di keyboard, Home Keys istilahnya, dan meminta kami berusaha untuk mempraktekkannya kalau bisa.

Sebagai latihan, sebelum memulai pengetikan komputer, kami diminta untuk mengetikkan kata ASDF JKL; di lembar Ms Word kami sebanyak tigab baris masing-masing. Beliau bilang itu untuk pelemasan otok-otot jari. Saat mengetikkan kata itu, semua jari ikut bergerak karena tiap jari dapat jatah huruf. Asli rasanya otakku puyeng mengatur ke sepuluh jari, berasa main piano aja. Bicara masalah piano, aku juga sampai sekarang masih kesulitan mengatur jemariku dalam menekan tuts piano makanya sampai sekarang gak bisa-bisa. Nyaha. Back to the computer. Jariku berasa pegel setelah disuruh mengetik dengan sepuluh jari, terutama jari kelingking sebelah kiri yang dapat jatah huruf A. Hah, nyerah deh. Saat kami akhirnya disuruh untuk mengetikkan dokumen, Pak Jio membebaskan kami untuk menggunakan berapa jari pun sebisa kami. Tanpa ragu aku mengetik menggunakan dua jari dan Wuss…. Dalam hitungan menit akhirnya ketikanku pun bisa selesai.

Ketikanku memang bisa selesai dengan rapi dan cepat, bisa dibilang akulah yang tercepat di ruangan itu, tapi jujur saja, aku merasa tidak puas. Kalo Cuma mengetik dengan dua jari seperti ini, sepertinya aku tidak akan mengalami kemajuan. Pulang dari pelatihan, akhirnya ku putuskan untuk berubah. Ku buka laptop yang sudah cukup lama tidak ku sentuh, dan mulai ku praktekkan apa yang telah ku pelajari di kelas tadi: mengetik ASDF JKL; sampai tiga baris. Sesudahnya, ku ambil satu buku secara acak dari rak buku, lalu mulai menyalin isinya dengan menggunakan ke sepuluh jariku semaksimal mungkin. Seperti yang ku duga, aku mengetik dengan cukup lambat. Karna bisa dibilang, aku ngetiknya sambil mikir. "Huruf R ini, ngetiknya pake jari apa ya? Eh, huruf P kan harusnya pake jari manis," begitu seterusnya. Tapi aku tidak menyerah, aku mengetik terus hingg setengah jam lebih sampai aku bisa menyelesaikan dua halaman word. Tulisan itu tentu saja tidak ku simpan. Setelah selesai, ku tutup tanpa penyimpanan dan ku matikan pula laptopku.

Esok nya ritual itu kembali ku ulang. Dimulai dengan ASDF JKL;, aku kembali mengambil buku secara acak dan mengetikkannya. Ada pula masa ketika ku merasa malas dan tidak mengetik seharian, maka ku mengetik dua kali lipat lebih banyk keesokan harinya. Pokoknya ku mesti latihan, latihan, dan latihan untuk membiasakan jari-jariku.

Sampai akhirnya, kami kembali tiba di kelas komputer dan disuruh mengetikkan sebuah dokumen. Aku mengetik sebisaku menggunakan jari-jari yang ku anggap paling rileks. Namun tanpa ku sadari, ke sepuluh jariku bergerak secara refleks. Saat menekan space bar, aku tidak lagi menggunakan jari telunjuk, tapi jempolku. Mengetikkan huruf A pun tidak lagi dengan menggunakan jari telunjuk, tapi jari kelingkungku. Wah ternyata, hasil latihanku ada gunanya!

Sensei yang melihatku mengetik pun mengakui kalau aku sudah mulai bisa mengetik menggunakan ke sepuluh jariku. Ku bilang saja dengan jujur kalau aku latihan di rumah. Pokoknya hari itu aku merasa sangat puas. Hasil latihanku memang masih tidak seberapa, tapi sudah mulai menunjukkan bibit hasilnya.

Pulang dari pelatihan, aku kembali semangat untuk mengetik. Tapi lama-lama aku pikir. Bosen juga yak, kalau tiap hari ngetik nyalin begini. Memang tujuannya latihan, tapi hasil ketikanku itu akhirnya ku hapus dan tak ada artinya lagi. Kakakku yang ngeliat hal yang ku lakukan juga menyatakan hal yang sama. Tiba-tiba tercetus ide di benakku. Kenapa aku tidak latihan mengetik sambil membuat artikel untuk blog saja? Kan bisa sambil menyelam minum air.

Kakakku setuju berat. Beliau bilang selain melatih jari-jari, menulis artikel blog juga bisa untuk mengasah imajinasi karena mesti nulis sambil pikir. Karena itulah, sekarang blog ini kembali ku aktifkan. Bukan dengan niatan demi mencari uang, tapi aku menulis dengan niatan untuk mengasah kemampuan menulisku. Tema hal yang ku tuliskan ku putuskan untuk tidak begitu berat. Aku bisa menuliskan apapun yang ku mau. Kegiatan di tempat pelatihan, atau hal-hal lain yang menarik untuk diceritakan. Tujuannya bukan lagi demi mendulang dollar, tapi untuk latihan menulis. Karenanya jumlah halaman pengetikan pun tidak begitu ku pedulikan lagi. Dalam sehari aku bisa mengetik lebih dari dua lembar, tapi mungkin pula kurang. Takjadi masalah.

Sekarang aku kembali aktif ngeblog, hal yang tidak buruk juga. Sudah dari dulu kepengen mengaktifkan blog ini kembali, tapi belum punya niatan yang kuat. Sekaranf niatan itu ada, dan aku sudah bisa menjalankannya. Moga tetap istiqomah, dengan mendapatkan manfaatnya. :)

Post a Comment

0 Comments