JSON Variables

Header Ads

Arashi Live Tour 2014 The Digitalian, Saat Physical Interface Menjadi Puncak Dunia Digital

Akhirnya, aku berkesempatan menonton konser Arashi Live Tour 2014 The Digitalian. Video konser ini sebenarnya sudah dirilis akhir Juli lalu, dan para fans udah pada ribut membicarakannya. Meski begitu, aku masih belum bisa nonton dengan alasan simple: link donlotnya belum keluar di situs langganan ane, YinYueTai. Tapi entah mengapa, beberapa hari yang lalu saat ngedonlot UTAGE, aku iseng juga cari video koser Arashi The Digitalian ini di situs lain, ternyata ada. Kualitasnya juga sebagus-bagus di YinYueTai, jadi ku donlot aja buat nonton. Nah, setelah ku tonton kemarin, sekarang akan ku tulis reviewnya.

Konser ini mengambil lokasi di Tokyo Dome. Untuk video VTR pembuka, ditampilkan para member Arashi yang bertelajang dada, dengan tubuh terhubung kabel, seakan mereka adalah makhluk digital. Pada kenyataannya, di sepanjang konser memang terpasang sebuah kabel di tubuh mereka, yang terhubung langsung di layar besar, untuk menunjukkan seberapa cepat detak jantung mereka. Kosep yang ‘digital’ sekali. Haha

Arashi lalu muncul dengan baju hijau-biru berkilauan, sedikit mengingatkan dengan gaya mereka waktu dulu menyanyikan lagu Intergalactic. Lagu pertama adalah Asterisk. Ehm. Sebelumnya ku kasih pengakuan dulu. Sebelum nonton konser ini, aku tidak pernah mendengarkan sungguh-sungguh lagu mereka yang di album The Digitalian. Sehingga lagu yang ku dengar di konser ini terasa baru-baru semua. Ada sih dengar sebagian sebelumnya, cuma gak begitu meperhatikan, seperti lagu ini. lagu Asterisk ini juga digital banget, dengan suara pake efek kayak Perfume gitu.
Perform Astersik

Selanjutnya mereka menyanyikan lagu Take Off!!!!!, yang kurang digital dari lagu Astersik. Mereka pun menyanyikannya dengan hand mic, menunjukkan bahwa mereka menyanyi lagu ini secara live. Lagu Take Off ini sendiri sempat mengundang sedikit kehebohan di kalangan fans karena Sho yang menyelipkan kata berupa ‘My Fellow Arashian.’ Berasa dihargai gitu fans luar negeri, yang pertama kali mencetuskan istilah itu. Hoho

Lagu Take Off diiringi lagu Wonderful, bagian awalnya yang Girl You’re Wonderful, cukup menarik untuk di dengar. Lagu ini diiringi dengan lagu dari album PopCorn yang dijamin akan membuat penonton lebih ceria, Welcome to Our Party. Aku suka lagu ini, pokoknya pengen ikut angguk-angguk kepala dan berasa ikut berada di dalam konser ini secara langsung. Saat menyanyikan lagu ini, member Arashi sudah membuka jaket yang sedari tadi mereka pakai, menunjukkan baju kemeja dengan warna sesuai warna mereka masing-masing. Mereka tidak menari, tapi menaiki kendaraan yang berjalan sembari mengelilingi penonton.

Setelah berceria dengan Welcome to Our Party, suasana diademkan sejenak dengan lagu Bittersweet. Di lagu ini ini mereka kembali ke panggung utama dan menyanyikannya sambil ngedance, walau masih pakai hand mic juga, menunjukkan bahwa mereka masih menggunakan suara asli. Ehe. Selesai menyanyikan lagu ini, baru deh setiap member maju persatu untuk menyapa penonton.

Selanjutnya, ada penampilan solo heboh dari Aiba Masaki yang membuatku ingin tertawa. Ia membawakan lagu Disco Star, yang gayanya gak jauh-jauh dari lagu Magical Song. Di lagu ini, gaya Aiba benar-benar bikinku ngakak. Bajunya yang pake rumbai-rumbai, celana cutbrai, buka-buka baju, sampai duduk santai di atas lantai. Gerakan yang menjadi trademark dalam lagu ini adalah gerakan larinya dengan kaki menyentuh pantat, yang Aiba bilang sebagai Disco Star Walk. Haha
Gerakan tarian Aiba yang jadi pembicaraan para fans

Penampilan solo Sakurai Sho mengiringi Aiba Masaki. Sebelum bernyanyi, Sho berbicara dalam bahasa Inggris, menanyakan tiga hal penting yang jawabannya akan ada di lagu yang akan dinyanyikannya, Hey Yeah! Lagunya enak lo, padahal cukup jarang bagiku menyukai lagu solo Sho, tapi lagu yang ini lumayan lah, semangat.

Empat member Arashi lainnya muncul dengan mengendari ‘mobil Arashi’ membawakan lagu baru mereka yang sekali mendengarnya langsung membuatku jatuh cinta, One Step. Uwah, seriously, I am fall in love with this song. Sekarang lagu ini ada di daftar putar paling atas dalam winampku. Nadanya terdengar begitu familiar, enak sekali diingat. Liriknya juga mengandung makna positif. Dan yang penting, lagu ini tidak begitu digital, jadi langsung cocok di telingaku.

Lagu Oh Yeah! selanjutnya bergema. Ini juga lagu lawas favoritku nih, yang dijamin akan menaikkan tension di dalam konser. Saat bagian reff, aku pasti bakal ikut-ikutan melambaikan tangan sambil sesekali menunjukkan tanpa peace. Oh Yeah! ^0^

Berikutnya lagu Hadashi Mirai, diiringi lagu LOVE WONDERLAND, yang belum pernah ku dengar sebelumnya. Ternyata ini lagu coupling di single GUTS!.
Love Wonderland

Sehabis lagu ini, mereka ngemsi dulu. Aku tidak begitu memperhatikan apa yang mereka bicarakan. Sebagian yang ku tangkap, mereka membicarakan tentang koreo Love Wonderland, juga gerakan Aiba di lagu Disco Star. Di sana mereka juga membahas tentang kipas yang dipegang para penonton, yang juga berfungsi sebagai ‘Fanlight’. Kalo biasanya mereka menggunakan penlight, kali ini mereka menggunakan Fanlight, yaitu kipas yang bisa menyala dalam gelap. Kipas itu akan menyala berbeda-beda bila dipencet tombolnya. Tapi di sisi lain, ada staff yang punya kontrol terhadap semua fanlight itu. Jadi warnanya bisa jadi serempak gitu bila memang dikontrol agar cuma berwarna satu macam aja, tak peduli penonton menekan tombolnya atau tidak. What a technology.

Saat mereka menyanyikan lagu WISH, penonton melakukan wave sambil menyalakan fanlight mereka, bagaikan sebuah cahaya yang berjalan, indah sekali dilihatnya. Terus seiring irama musik, mereka memencet tombol yang ada difanlight itu, sehingga warna kipas berubah-ubah serempak dengan indahnya. Perfect!

Setelahnya ada penampilan solo Ninomiya membawakan lagu yang diciptakannya sendiri, Merry Christmas, sambil memainkan sebuah gitar. Nada lagu ini juga terdengar begitu familiar, mudah diingat dan enak didengar. Lagu ini diiringi lagu solonya MatsuJun, STAY GOLD, yang digital banget. Walau aku tidak begitu memperhatikan lagunya, tariannya keren, terutama di bagian awal tarian tangan itu. Selanjutnya diliran Ohno dengan solonya, Imaging Crazy, yang gaya lagunya gak jauh-jauh dari gaya lagu solonya kebanyakan. Lebih menekankan ke tarian, dan untuk lagunya sendiri, belum berkesan di ingatanku. Haha

Selesai Ohno menyanyi, empat balon raksasa yang ada di empat pojok terbuka, dan muncullah empat member Arashi menyanyikan lagu yang cukup relaxing, bila tidak mau disebut mellow, berjudul Tell Me Why. Lagu ini juga membuatku jatuh cinta. Ohh... Baby tell me why..

Para member Arashi kembali ngumpul di tengah panggung, membawakan lagu TRAP yang cukup digital sambil ngedance. Lagu ini diiringi lagu Troublemaker Digitalian Remix. Mendengar musik lagu ini berasa ingat lagunya Miku. Haha. Tapi lagunya enak kok, rasanya berbeda, tapi sama-sama semangat. Selanjutnya, masih Digitalian Remix, adalah lagu Lucky Man. Untuk bagian solo Ohno, suaranya rada dibikin digital gitu, menyesuaikan dengan temanya. Hoho, not bad.

Habis ini nih, bagian yang paling ku tunggu-tunggu, Physical Interface. Disini, ‘pura-puranya’ tuh tubuh setiap member Arashi terhubung dengan sebuah mesin, atau mungkin instrumen musik. Sehingga setiap kali tangan mereka bergerak, akan ada musik yang keluar. Tiap member musiknya berbeda-beda. Yang paling complicated dan padat itu gerakannya Sho. Haha. Biarlah, tubuhnya kan yang paling proporsional. Gkgk

Dengan menggunakan Physical Interface itu, Arashi membawakan lagu, lagu paling favorit di antara semua lagu yang mereka nyanyikan di dalam konser ini, Hope in The Darkness. Serius, efek yang dihasilkan berdasarkan gabungan antara melodi lagu dan Physical Interface itu benar-benar mempesona. Aku bahkan lebih suka dengar versi livenya ini ketimbang recording version tanpa efek Physical Interface. Saat membawakan lagu ini Arashi tidak ngedance, cuma tangan mereka aja yang gerak-gerak mengiringi musik, atau mungkin dalam kasus ini, untuk memproduksi musik. Apik sekali. Apalagi gerakan tangan Sho yang bisa ‘membuat’ fanlight penonton berganti-ganti warnanya membuat performa lagu ini semakin semarak aja. Gerakannya adalah gerakan yang paling intens. Waktu ngeliat behind the scene saat Sho latihan menggerakkan tangannya dengan cepat, member yang lain pada ketawa. Hohoi, I’m looking for my brand new world!
Arashi perform Hope in The Darkness

Lagu Hope In The Drakness diiringi lagu Zero-G, lagu utama mereka di album The Digitalian yang dibuatkan Pvnya. Sebelumnya menyanyi, mereka melepas dulu kabel yang ada di tubuh mereka, baru mulai menyanyi sambil menari. Di antara semua gerakan mereka, aku paling suka lihat gerakan evolusi. Haha. Tapi secara keseluruhan, penampilan mereka keren kok saat menyanyikan lagu ini.
Gerakan evolusi, kalo ku disuruh kasih nama XD

Pindah ke Disc 2, disini mereka akan menyanyikan lagu-lagu Medley sebagai wujud perayaan ulang tahun Arashi yang ke-15. Sebelumnya, ditampilkan dulu kilas balik konser-konser yang pernah mereka adakan. Mulai dari yang di Hawaii sampai yang paling baru, di Hawaii pula. Haha.

Member Arashi akhirnya muncul dengan baju merah menyala yang dulu mereka kenakan di Hawaii, menggunakan balon udara, untuk memastikan penonton di bagian atas juga bisa melihat wajah mereka lebih dekat. Lagu pertama tentu saja, A.RA.SHI, yang diiringi lagu Sunrise Nippon. Selanjutnya ada lagu Kimi no Tame ni Boku ga Iru, a Day in Our Life yang bikin ku ikut tereak-tereak dalam kamar, dan lagu Kotoba Yori Taisetsu na Mono. Member Arashi semuanya turun dari balon adara dan menyanyikan lagu ini di panggung utama, sambil jalan-jalan tentu saja.

Lagu Sakura Sake bergema, para member Arashi punya kesempatan untuk berbuat kekonyolan dengan para Junior di lagu ini. Baru setelahnya mereka relaxing sejenak dengan lagu Love So Sweet. Tapi selanjutnya, mereka kembali ngamuk dengan lagu Happiness dan bermain-main di atas panggung, terutama si Nino dan MatsuJun. Haha. Lucu.

Mereka naik ke menara masing-masing, dan menyanyikan lagu relaxing satu lagi, One Love. Diiringi lagu yang kembali menghentak, Monster. Mereka turun dari menara dan saat bagian reff, Arashi menari bersama mengiringi lagu ini.
Monster nih

Masih dalam deretan medley mereka, selanjutnya ada lagu Meikyuu no Love Song, dimana mereka menyanyikannya sambil naik seluncuran. Yang tidak ku sangka, setelah ini mereka malah menyanyikan lagu Calling. Waw, biasanya, mereka pasti akan lebih mengutamakan lagu Breathless, tapi kali ini Calling yang dipilih sebagai perwakilan. Aku sih suka aja sama lagu ini, jadi no problem, okey! ^o^

Selanjutnya, ada lagu terbaru dari dorama Shinigami-kun, Daremo Shiranai, sambil ngedance tentu saja. Terakhir dalam deretan medley mereka, ada lagu penyemangat favoritku, GUTS!. Kalau ngeliat lagu ini, bawaannya juga kepengen ngedance, gerakannya simple soalnya, lucu juga.

Selesai lagu GUTS!, mereka memperkenalkan grup Johnny’s Junior yang menjadi penari latar mereka. Ada They Budo, MAD yang kini tinggal berdua, MADE, dan Jr. BOYS. Menurutku mereka adalah penari latar regular di konser-konser Arashi, sehingga nama mereka sudah tidak asing lagi.
Para Junior yang menambah semarak suasana konser

Member Arashi kemudian satu persatu mengucapkan kalimat kansha mereka. Si Aiba masih sempat-sempatnya menunjukkan Disco Star Walk mereka, sepertinya ia bangga sekali ama gerakan yang satu itu. Haha. Setelah itu, mereka menyanyikan lagu terakhir penutup konser, yang juga merupakan lagu terbaru mereka di album The Digitalian, Kimi no Yume o Miteita. Aku suka lagu ini, relaxing, khas Arashi banget. Cocok jadi lagu penutup pokoknya. Tanpa Encore, konser akhirnya berakhir. Ah, waktu berlalu sangat cepat rasanya.

Untuk disc 3 sendiri, menampilkan video yang direkam oleh member Arashi sendiri selama perjalanan tur The Digitalian mereka ke berbagai kota. Berhubung aku tidak begitu mengerti bahasa Jepang, jadi gak begitu nangkep mereka ngomong apa aja dan video ini ku lihat sambil lalu. Meski begitu, ada beberapa bagian yang menarik hatiku, yang membuatku tertawa melihatnya.

Yang pertama adalah saat Aiba menyanyikan lagu Disco Star, si Nino yang iseng malah nunggu di sudut panggung yang agak ke bawah, ingin mengetes apakah Aiba menyadari keberadaannya. Banyak banget percobaan yang dilakukan, Aiba tidak juga menyadarinya. Si Ohno sampai ikut-ikutan juga. Di bagian-bagian akhir tur, Aiba akhirnya menyadari juga keberadaan iseng teman-temannya. Kalau ada kesempatan, ia akan melambaikan tangan ke arah Nino dan Ohno. Haha. Iseng banget.
Tengah menunggu Disco Star-Sama.

Yang kedua, yang menarik perhatianku adalah saat Ohno berbicara bahasa Inggris menirukan apa yang dikatakan Sho. Haha, asli hancur, tapi ekspresinya sok meyakinkan, benar-benar bikin ketawa ngeliatnya. Apalagi di bagian akhir ia ikut-ikutan nyanyi, “Shiawase..” tapi kelanjutan liriknya udah lupa. Ia sampai melakukan itu dua kali lo. Waktu latihan dan waktu masih konser.

Kemudian, dalam salah satu rangkaian tur mereka yang bertepatan dengan ulang tahun Ohno, ada kejutan diberikan. Seharusnya yang diputer musik WISH, tapi malah lagu Happy Birthday. Ekspresi Ohno yang terkejut benar-benar lucu. Yang lebih lucu lagi, saat kue ulang tahun dikeluarkan, si Ohno malah disuruh berlagak meniup lilin ulang tahun yang tidak menyala satu pun. Wahaha. Khas keisengan Arashi pokoknya.
Sibuk meniup kue ulang tahun yang tak menyala satu pun

Kejutan ulang tahun juga didapatkan oleh Aiba Masaki. Semua member Arashi kecuali Aiba menempelkan sesuatu di bangku, sehingga saat konser penonton yang duduk di sana menyalakan fanlight di saat yang sudah ditentukan, sehingga membentuk tulisan Omedetou Masaki. Aiba masaki beruntung kue ulang tahun punyanya lilinnya dinyalakan, jadi dia gak niup angin kosong seperti Ohno. Haha.
Omedetou, Masaki

Satu lagi yang lucu, saat latihan lagu One Step, si Nino malah main-main dengan meniru bagian ‘Uuuu Yeah-nya’ Ohno, tapi suaranya false abis. Gkgk. Bener-bener bikin ngakak. Ada pula mengenai detak jantung yang ditampilkan di atas panggung, diperlihatkan juga bahwa detak jantung tercepat rekornya dicetak oleh MatsuJun, dengan 173 detakan setiap detik. Ada lagi saat salah satu member memutar lagu Be With You, Ohno dan Nino sok sok’an menyanyi penuh penghayatan, memeragakan lagu itu, padahal di hadapan ada mie ramen terhidang. Hehe, lucu ngeliat tingkah konyol mereka.

Di bagian konser akhir dari rangkaian panjang tur konser mereka, Arashi diminta kembali naik ke atas panggung untuk menyanyikan lagu Kansha Kangeki Ame Arashi. Lumayan lah, buat bonus. Padahal mereka tidak ada instruksi dari awal sama sekali. Tapi ya, berhubung itu lagu sendiri, biar tanpa persiapan juga tetap bisa menyanyikannya dengan baik. Berhubung ini encore, mereka menyanyikannya sambil main-main, lari lari dan semacamnya lah. Hoho. Baru deh konser sesungguhnya berakhir.
Naik lagi ke atas panggung, buat Encore di final konser

Oke, sekarang ada beberapa hal lain yang ingin ku komentari mengenai konser ini. Pertama, mengenai moving stage yang kini bentuknya sudah berubah dibanding konser terakhir Arashi yang ku lihat. Kalo dulu, panggungnya bisa dipecah menjadi dua, kalo yang sekarang gak lagi. Tapi yang sekarang bentuknya terlihat lebih mantap dan gak goyang-goyang macam moving stage yang dulu. Aku tidak tahu apakah moving stage itu bisa mencapai ke bagian ujung pangggung, kurang memperhatikan gerakannya soalnya.

Kedua mengenai musik. Berhubung ini temanya digital, maka tak ada lagi iringan musik orkestra yang biasanya ku lihat di konser-konser Arashi. Ini hal yang cukup ku sayangkan sebenarnya. Melihat musik orkestra yang memainkan musik lagu secara langsung, membuatku merasa itu konser yang sungguh berkelas. Ah, tapi karena memang konser kali ini konsepnya digital, jadi unsur itu sepertinya ditiadakan. Mungkin di konser-konser lain, aku bisa melihat musik orkestra mengiringi konser mereka lagi.

Ketika, konsep fanlight yang mereka usung sungguh inovatif. Di siang hari yang cerah, kipas itu akan terlihat seperti kipas biasa. Tapi kalo udah dibawa ke tempat gelap, kipas itu bisa bercaya berwarna warni ungu, biru, merah, kuning dan hijau, mewakili tiap warna member Arashi. Dari kejauhan, cahaya yang ditimbulkan tampak lebih tegas ketimbang penlight yang dulu mereka gunakan. Yeah, tapi kalo disuruh milih, aku lebih suka penlight sih, bentuknya lambang Arashi soalnya. >_<

Hm, sebenarnya banyak lagi yang pengen ku tulis. Tapi aku baru tersadar kalo di Ms. Word sendiri, aku sudah menulis sebanyak tujuh halaman. Haha. Cukup sudah. Kalo disuruh lanjut sih masih banyak cerita lain, tapi sampai disini aja. Terakhir deh, lagu favorit mereka di konser ini, bila disuruh memilih tiga besar, pertama adalah Hope ini The Darkness, kedua One Step, ketika Kimi no Yume o Miteita. Yang lainnya juga suka, tapi tiga itu yang paling suka. XD

Sampai ketemu di review konser lainnya. Buat yang udah nonton konser ini, silahkan bagi juga ceritanya. ^_^

Post a Comment

0 Comments