Sumber: bbc.com |
Ah, rencana sudah punya list pengen nulis apa aja malem ini. Tapi gara-gara baca nih berita, tiba-tiba jadi kepengen nulis rangkuman cerita yang lagi heboh-hebohnya di dunia maya Amrik ini.
Adalah Ahmed, 14 tahun, yang dengan bangganya membawa sebuah jam elektronik yang dirakitnya di rumah ke sekolah, dengan harapan dapat pujian dari para gurunya di salah satu skeolah di Irving, Texas. Tapi, bukannya pujian yang didapat, dia malah dicurigai membawa rakitan sebuah bom dan langsung diborgol, ditangkap layaknya seorang teroris.
Aduduh, setelahnya ia diinterogasi polisi selama berjam-jam, tapi dia bersikukuh kalo itu emang sebuah jam -pada kenyataannya, memang jam-. Meski begitu, tak ada bukti jelas bahwa itu adalah jam (meski tak ada bukti jelas juga bahwa itu adalah bom). Well, akhirnya sih, ia dibebaskan dengan diberi hukuman skorsing tiga hari.
Tapi cerita tidak berakhir sampai disitu. Kakaknya yang sempat memfoto penampakan Ahmed yang tengah diborgol, membuat dunia maya shock dan terkejut dengan cerita tragisnya. Bagaimana bisa, seorang anak yang seharusnya diberi pujian karena kreatif, malah di anggap sebagai seorang perakit bom? Maka muncullah hastag di twitter yang berbunyi #IStandWithAhmed yang dipelopori oleh Amneh Jafari. Di postingan twitternya, ia menulis, "Kalau saja namanya adalah John, maka pasti ia bakal disebut jenius. Berhubung namanya adalah Ahmed, makanya dia disebut sebagai 'Tersangka'."
Sumber: abcnews.go.com |
Postingan itu diretweet beribu-ribu kali hingga membuat Ahmed Mohamed ikut terkenal. Banyak pihak yang mengecam kelakuan sekolah dan kepolisian yang mengintimidasinya, terutama pihak yang bekerja di bidang kreator, hacker, dan jam tangan juga. Sikap sekolah yang kelewat curiga itu seakan menjadi bukti jelas bahwa yang namanya Islam phobia masih berkembang pesat di Amerika sana. Apalagi kan baru-baru ini diadakan peringatan mengenang tragedi 11 September, masih panas pokoknya. Jadilah kedua kejadian ini semakin dikait-kaitkan saja.
Meski begitu, kisah Ahmed akhirnya berbuah manis. Banyak pihak yang memuji kreativitasnya, dan memintanya untuk terus berkarya. Bahkan, orang-orang besar macam Mark Zuckerberg dan Steve Jobs, menuliskan postingan yang memintanya untuk berkunjung ke perusahaan mereka, Facebook dan Apple. Bahkan tak tanggung-tanggung, Presiden Amerika 'yang Terhormat' Bapak Barack Obama juga mengundangnya ke Gedung Putih dengan syarat membawa jam itu bersamanya. Wah-wah...
Pada akhirnya, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Meski mungkin waktu ditangkap dan diinterogasi kemarin Ahmed merasa super takut sampai-sampai bersumpah tidak akan mebawa hasil rakitannya ke sekolah lagi, sekarang dia bisa bernafas lega karena ada banyak rakyat Amerika yang mendukungnya. Tidak hanya Muslim, tapi rakyat Amerika yang 'masih waras' secara keseluruhan. Secara kasat mata, memang harus ku akui bahwa gelar Islam yang dianutnya cukup berpengaruh atas terjadinya insiden ini. Tapi yakinlah, kalau kita benar, maka tak usah gentar. Sekali lagi, setelah kesulitan pasti ada kemudahan.
Teruslah berkarya, para Ilmuwan Muslim calon pemimpin masa depan!
0 Comments