Alhamdulillah, akhirnya selesai juga lagu yang sudah selama berhari-hari ku tunda pekerjaannya ini. Well, seharusanya aku mempublish satu lagu minggu lalu, tapi gak kesampaian. Jadinya ku putuskan untuk mempublish dua lagu minggu ini, insya Allah. Moga bisa.
Sebenarnya minggu kemaren aku sudah menulis satu lagu (gak kelar tentunya), dan itu bukan lagu ini. Gak tahu kenapa, mungkin karena gak mood ngerjainnya, jadi tema lagunya bisa pindah jauh kayak gini. Lagu ini sendiri ku dapatkan inspirasinya setelah kejadian mengesalkan yang ku alami tempo hari berkaitan dengan angkot. (baca: Menunggu Itu Menyebalkan). Sejujurnya nih, aku pengen protes habis-habisan sama supir angkot lewat lagu. Eh tak tahunya malah jadi lagu yang rada kalem begini. Jadi bisa dibilang ini bukan lagu protes, tapi lagu layanan masyarakat (lo pikir iklan, wkwk)
Waktu menulis lagu ini, image lagu yang ada dibenakku sebenarnya lagu Aqua Timez yang Wa ni Natte, tapi gak tahu kenapa lagunya jadi nyasar ke lagu yang entah mana ku tak sadar. Yang jelas genre lagu ini adalah rock (setidaknya waktu menyanyikannya, aku ngebayangin kalo musik pengiringnya bakal rock. Yah, kayak lagu Wa ni Natte lah, turun naik gitu nadanya. Yang jelas intinya rock! (maunya begitu, ngotot pokoknya ane).
Btw sekarang kan aku ada di Banjar, jadi asli bingung banget buat nyari tempat hening biar aku bisa rekaman. Kalo nyanyi di kost, aku mesti mikir situasi dan waktuyang tepat. Dinding kamarku ini cuma terbuat dari triplek, sehingga bila ada yang bicara pasti bakal kedengeran jelas, apalagi bila nyanyi. Kalo di lingkungan kampus? Hmm, aku juga bingung dimana tempat yang kagak ada penghuninya. Satu-satunya alternatif adalah gedung PSB lantai tiga yang jarang dipake orang, terutama sore-sore habis ashar. Oke, mantap sudah rencana untuk berangkat ke sana hari ini buat rekaman. Tau-tau dari tadi siang sampai sekarang jam setengah tiga hujan turun dengan lebatnya. Rencana ke PSB kayaknya bakal batal. Tiba-tiba aku punya ide. Kalo hujan begini, pasti bila ku nyanyi di dalam kamar suaranya pasti gak bakal kedengaran sama tentangga sebelah. Haha. Iseng-iseng ku coba rekaman di kamar di bawah guyuran hujan. Dan itulah hasilnya. Agak terburu-buru dan mungkin hasilnya gak maksimal. Tak apa, yang penting nadanya bisa dimengerti pemirsah. ^o^
Hm, saat memilih judul lagu ini, aku sengaja mengganti angkoters menjadi angkoterz, biar mirip kayak Aqua Timez gitu (hag hag, maksa). Saat menyanyikannya pun, terutama bagian “We are, we are the angkoterz”, aku menggunakan aksen Jepang (hallah) dan tidak menggunakan kaidah pelafalan kata Bahasa Inggris yang fasih (sori gan, gini-gini ane anak jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, abal-abal tapinya #plak). Sehingga saat mengucapkan kata ‘we are’, yang kedengaran lebih kayak ‘wi-a’. Haha. Mungkin lebih ke British kah? Entahlah. Ane sendiri kalo denger british sering pusing, intinya begitu lah. Jadi harap maklum.
Tujuanku melakukan itu sebenarnya cuma untuk menunjukkan kepada masyarakat Indonesia khususnya, bahwa bila kalian ingin menulis lirik lagu berbahasa Inggris, atau bicara Bahasa Inggris sekalipun, tak apa lah bila ada beberapa kalimat yang tidak fasih atau salah penggunaan grammarnya. Ambil contoh YUI misalnya. Dia pede-pede aja tuh nulis lagu dengan lirik “Let’s cooking” atau “If you were able to meet you.” No problem, terlepas dari masalah grammar, aku masih tetap menikmati lagu-lagunya. Lagipula, guruku yang ngajar phonology pernah berkata, “Untuk apa malu saat kalian tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Bahasa Inggris kan bukan bahasa ibu kalian, jadi wajar saja bila kalian membuat kesalahan.” Ane setuju sekali dah. Bukan berarti aku mengatakan bahwa Bahasa Inggris itu tidak penting, tapi cuma ingin mengatakan tak apa berbahasa Inggris dengan aksen dan gaya kalian masing-masing. Itulah ciri khas kamu, sou deshou ne ^_^
Oke, cukup sudah ceramah Bahasa Inggrisnya. Selanjutnya, dengan menulis lagu ini, ku harap mata pemerintah mulai terbuka tentang betapa carut marutnya sistem perangkotan di negeri ini. Sebenarnya meski di kuasai swasta sekalipun, kalau ada aturan yang jelas dan orang-orang tidak berusaha untuk mencari keuntungan pribadi, aku yakin harusnya ada solusi yang bisa menguntungkan semua pihak, baik para supir maupun penumpang. Benarkan? Nah, Pak Dodo, ada pendapat? :)
The Angkoterz
Lyrics: Uswatun Hasanah Ast
Composer: Uswatun Hasanah Ast
We are, we are the angkoterz!
We are, we are the angkoterz!
We are, we are the angkoterz!
The angkoterz, yeah yeah!
Dalam suasana sesak dan panas
Aku menunggu harap-harap cemas
Jarum jam seakan berdetak begitu lama
Sepuluh menit, satu jam rasanya
Perlahan pasti orang berdatangan
Namun bangku-bangku kosong tetap menahan
Masa penantian tanpa kepastian
Ku pun bertanya, kapankah mesin ini akan berangkat?
Yeah
We are the angkoterz
Di tengah padatnya ibukota Jakarta
Kami melawan arus yang ada
Dan memilih tetap setia
Bukan karena kami semua tak kuasa
Kami ingin melihat perubahan
Saat alat transportasi massa
Menjadi lebih bermakna dan bersahaja
Mobil terus berlalu lalang di jalanan
Menantang maut saat kan menyeberang
Di tepi perlahan ku pun melambaikan tangan
Saat ku lihat kau di kejauhan
Jok mobil yang sobek ku coba indahkan
Asap rokok yang mengganggu ku coba menahan
Di dalam hati ada satu harapan
Aku berdoa, semoga bisa selamat sampai tujuan
Yeah
We are the angkoterz
Saat orang memilih naik motor bebeknya
Kami duduk santai terkantuk-kantuk
Di benda yang terbatuk-batuk
Walau kami slalu jadi objek rebutan
Tak dapat pelayanan memuaskan
Kapankah bisa seperti Jepang
Saat penumpang menjadi raja yang diagungkan
We are, we are the angkoterz!
We are, we are the angkoterz!
We are, we are the angkoterz!
The angkoterz, yeah yeah!
Di tengah padatnya ibukota Jakarta
Kami melawan arus yang ada
Dan memilih tetap setia
Bukan karena kami semua tak kuasa
Kami ingin melihat perubahan
Saat alat transportasi massa
Menjadi lebih bermakna dan bersahaja
Menjadi semakin bersih serta nyaman
1 Comments
njiirrrr judulnya the angkoterzz....
ReplyDeletewkwkw, anak kuliahan sekali....
aq jadi terbayang dorama/anime jepang....sso siswa yg antisosial, duduk di pojokkan kelas, jarang berkomunikasi, dan klo pas istirahat selalu nongkrong di atas atap sekolah....!!