JSON Variables

Header Ads

Love Yourself ~I am Falling in Love with Myself~

Bicara masalah cinta, ku akui aku masih sangat awam untuk urusan yang satu ini. Kalau mesti bicara jujur, pacar 'official' yang sempat ku punya Cuma seorang, itu pun hubungan yang hanya berlangsung dalam hitungan hari. Selebihnya, berupa kataomoi, atau aku yang salah tafsir arti dari sebuah persahabatan. Hubungan singkat itu pun ku alami sudah sekitar enam tahun yang lalu, sehingga praktis pengalamanku dalam urusan ini sudah kembali ke skala nol, atau bahkan minus.

Aku selalu membuat alasan bahwa pacaran itu tidak boleh, cewek itu harus jaga harga diri dan sebagainya, tapi itu semua sebenarnya Cuma alasan. Kenyataannya, aku juga ingin menjalin sebuah hubungan serius, tapi tak pernah punya satu pun kesempatan. Dalam kehidupan kampusku yang panjang, hari-hari hanya ku lalui dengan belajar dan pulang, tanpa pernah mengikuti organisasi atau acara kumpul-kumpul. Saat teman sekelas mengadakan acara makan bareng atau jalan-jalan misalnya, aku selalu mencari alasan untuk menolak ikut. Bila melihat semua peristiwa itu sekarang, jujur aku menyesal. Seharusnya aku tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan yang diberikan, aku harus menikmati masa mudaku. Sekarang aku sudah tidak muda lagi, usiaku hampir seperempat abad. Teman-teman seangkatan -bahkan yang lebih muda dariku- sudah banyak yang menikah, namun aku masih asyik saja ngetem di kamar bermain dengan komputerku, jauh dari yang namanya bersosialisasi dengan dunia luar.

Semenjak insiden kakak malam tadi (aku tidak mau membahas detail insiden apa itu), aku jadi menyadari beberapa hal. Aku tidak bisa berdiam diri saja. Meski ku seorang perempuan, bukan berarti aku tidak bisa bertindak agresif. Namun jangan salah paham, pengertian agresif yang ku maksudkan disini mungkin sedikit berbeda dari apa yang Anda bayangkan sekalian. Kalau bagiku pribadi, cewek yang agresif adalah cewek yang tahu nilai yang ada dalam dirinya, menjaganya dan merawatnya dengan baik, untuk membuat nilai jualnya semakin tinggi.

Dulu semasa kuliah, aku sungguh jarang melakukan hal yang namanya menyetrika baju. Tapi kini semenjak pelatihan di BLK, ku sempatkan setiap pagi untuk menyetrika seragam dan kerudungku. Itu hal kecil , namun perubahan itu merupakan langkah awal yang harus ku lakukan untukmelakukan perubahan yang lebih besar. Saat kuliah pula, aku kadang dandan seadanya, namun kini ku coba untuk lebih memperhatikan penampilan. Lipstik yang tidak pernah ku sentuh, kini ku coba untuk memberanikan diri memakainya. Kerudung pun ku tata dengan rapi, meski tetap harus memperhatikan standar dan norma yang ku pegang erat dan ku yakini. Ya, aku harus berubah. Bukan demi orang lain, tapi demi diriku sendiri.

Aku teringat dalam movie The Secret yang dulu sempat ku tonton, rumus sukses dalam masalah percintaan itu sederhana: Love Yourself. Ya, cintailah dirimu terlebih dahulu, maka orang lain akan mulai merasakan hukum itu dan ikut tertarik ke dalamnya. Jujur saja, aku orang yang memiliki rasa kepercayaan diri yang sangat rendah. Tidak seperti para gadis kebanyakan, aku selalu menghindari hal yang namanya cermin karena aku benci melihat refleksi wajahku sendiri. Aku tidak suka melakukan selfie juga karena alasan itu. Untuk foto berkelompok, aku hanya sekali-sekali ikut. Itu pun akan malu sendiri kalau melihat foto diriku. Ah, sungguh sifat yang membuat rasa cinta ini semakin sedikit dan mengikis. Aku ingin mengubah hal itu. Aku ingin mencintai diriku, aku ingin mencintai dan menghargai wajah yang telah diberikan Tuhan padaku. Karenanya kini, aku punya ritual unik yang kalau bisa di lakukan setiap hari. Aku akan berdiri di depan sebuah cermin besar, lalu memandangi wajahku selama satu menit sambil tersenyum. Aku ingin mengamati lebih jelas, apa saja 'kelebihan' yang ada di wajahku, dan aku ingin mensyukurinya. Dua bola mata yang besar, tahi lalat hitam yang bertengger, bibir kecil yang berisi padat, aku ingin menerima dan mencintainya. Ya, love yourself, love myself.
Tentu saja, efek dari tindakan kecil itu tidak bisa ku rasakan sekarang. Tapi setidaknya, perubahan kecil itu ku harap terus menuntunku ke perubahan-perubahan lainnya yang bisa membuat diriku lebih baik. Saat ku berjalan, aku tidak lagi menundukkan kepala, namun memandang lurus ke depan. Saat mataku bertemu dengan orang lain, aku tidak lagi membuang muka, namun mencoba memberikan senyuman ramah. Tidak peduli apa kata orang lain, setidaknya aku sendiri harus mulai mencintai diriku sendiri. Aku harus mensyukuri wujud yang Tuhan berikan padaku setiap saat, menerimanya dengan ikhlas, dan menjaganya selalu. Kalau bisa, aku juga ingin mengadakan perawatan lebih dalam kepada diriku. Tidak mesti sampai pergi ke salon, tapi setidaknya aku mesti melakukan perawatan dasar seperti menggunakan lotion, masker, krim malam, dan mungkin scrub. Well, tentu saja semuanya harus ku lakukan secara bertahap, tidak bisa langsung sekaligus. Intinya adalah aku ingin melakukannya secara konsisten, agar perubahan itu semakin tampak dan membuat ku menjadi lebih percaya diri.

Tentu saja, tak boleh lupa, aku harus senantiasa berdoa agar Tuhan memberikanku jodoh yang baik. Dulu, Ayah memberikan sebuh amalan kepada Aida, dan Aida memberitahukan amalan itu kepadaku setelah ku memintanya dengan sungguh-sungguh. Ikhtiar dan doa, itulah kunci sebuah kesuksesan. Selebihnya, kita hanya bisa bertawakkal, bukan?

Mulai sekarang, kan ku coba untuk lebih mengarhai diriku sendiri. Ya, I am falling in love with myself. :)

Post a Comment

0 Comments