JSON Variables

Header Ads

Melanggar Peraturan Sekolah, Murid Kembar di Jemur di Lapangan

Hari ini, aku full masuk kelas. Cuma ada satu jam pelajaran aku nganggur, selebihnya aku sibuk keluar masuk dari kelas satu ke kelas yang lain.

Jam pertama, sebenarnya aku tidak ada kelas. Tapi kemudian, Guru Kesenian berkata bahwa beliau ingin ke Puskesmas, sedang kelas IX A tengah UTS. Tiba-tiba saja, entah mengapa aku tergerak untuk menawarkan diri mengawasi kelas tersebut, padahal beliau tidak meminta. Tentu saja beliau tidak keberatan. Berhubung aku memang sedang sendirian dan tidak punya kerjaan, makanya aku ‘berbaik hati’ melakukan itu. Ehe. Aku pun masuk ke kelas 9A.

Mereka memang tengah UTS kesenian, dengan diminta menggambar suasana pasar buah. Mereka keluyuran kesana kemari, ku biarkan saja. Toh yang namanya menggambar tidak bisa dicontek-contek. Bahkan sekalipun objeknya sama, hasilnya akan tetap berbeda. Sementara mereka menggambar, aku asyik melajutkan bacaanku yang tinggal sedikit, Laskar Pelangi. Beberapa murid yang tahu buku itu menyapaku. Aku sesekali menjawab mengiyakan.

Sebentar membaca, buku itu akhirnya tamat. Ku sempatkan untuk menulis sedikit tentang buku itu. Setelahnya baru ku keluyuran keliling kelas mengecek pekerjaan siswa. Sudah satu jam pelajaran, masih banyak yang belum menggambar apapun. Ajaib sekali. Yang lebih ajaib lagi, ku dapati murid cowok yang dengan jujurnya mengaku tidak mau menggambar karena ia tidak mood. Ia juga mengaku kalau memang malas, maka soal UTS sekalipun tidak akan dijawabnya. Aku jadi ingat. Kemarin saat mengawas UTS di kelas ini, ku dapati ada satu kertas polos yang tidak ada jawabannya sama sekali. Waw, sepertinya pelakunya adalah dia. Aku tercengang! ^0^

Selesai jam pelajaran dan mengumpulkan pekerjaaan murid, aku masuk ke kelas lain lagi, 8C. Kelas ini harusnya dipegang murid UNISKA, tapi aku yang masuk untuk memenuhi kuota. Ini pertama kalinya ku masuk ke kelas ini, jadi agak takut-takut juga. Sebelum mereka menanyakan mana ‘guru tercinta’ mereka, sudah ku kasih tahu lebih dulu kalau Dayah tidak bisa masuk. Mereka semua pada bilang kalau hari ini akan remedi Bahasa Inggris. Aku sedikit bingung, karena Bu Rabiatul memintaku mengajar. Tapi mereka bilang, Ibu Atul sendiri yang meminta. Akhirnya aku menurut, menyuruh mereka untuk remedi. Eh pas Ibu Atul datang, beliau malah menyuruh kami untuk belajar saja. Baiklah kalau begitu.

Satu jam pelajaran, istirahat, dan pelajaranku dilanjutkan. Tak ingin ambil pusing, langsung ku suruh mereka mengerjakan tugas. Tentu saja, mereka pada ogah-ogahan mengerjakannya, walaupun sudah dikasih keringanan dengan mengatakan itu tugas kelompok. Setelah waktu habis, pekerjaan mereka selesai bahkan belum sampai separuhnya. Ah sudahlah.

Jam kelima aku istirahat sebentar. Kebetulan kelas 8D tengah mengadakan khataman, dan kami kebagian makanannya. Lumayan buat ngisi perut kosong sambil ngobrol bersama teman-teman. Jam keenam, aku masuk lagi ke kelas 7D yang kemarin ku masuki. Berhubung aku cuma mengajar selama satu jam, maka ku beri tugas mengerjakan TTS saja. Sedikit ketegangan sempat terjadi, saat ada pertanyaan tentang sesuatu yang diminum di pagi hari. Huruf pertama C, huruf terakhir E. Mereka bersikeras kalau itu cokelat, yang lain bilang Cheese. Haha.

Jam ketujuh dan ke delapan, aku masuk ke kelas regular 8B. Ternyata materi yang ku persiapkan terlalu mudah, sehingga bahan pelajaran dua jam ku habis dalam satu jam. Di jam terakhir, aku memberi mereka tugas di buku LKS saja, kehabisan bahan.

Suasana mengajarku biasa-biasa saja. Meski begitu, ada dua ‘insiden’ terjadi di sekolahku. Insiden pertama berkaitan dengan transportasi. Dua orang murid cowok, kembar kakak adik, tertangkap polisi tengah berkendara sepeda motor. Sedang mereka berdua adalah murid SLTP, sehingga tidak mungkin mempunyai SIM. Saat ditanya apakah mereka sudah dapat izin, keduanya ‘keceplosan’ nyebut kalo Kepala Sekolah Sekolah kami sudah mengizinkan mereka. Sontak, pihak sekolah dihubungi, dan Pak Rahman, Guru Olahraga yang galak itu, ‘menjemput’ mereka berdua. Mereka kemudian diinterogasi habis-habisan, dan dihukum berdiri di tengah lapangan, di depan motor mereka yang juga ikut dijemur di tengah sana, sambil memegang sebuah kertas bertuliskan “Saya Telah Melanggar Peraturan.” Mereka berdua cuma bisa tertunduk malu saat foto mereka diambil pihak sekolah sebagai bentuk ‘dokumendasi’. Ah, miris sekali melihatnya.

Teman-teman mereka sendiri ribut, tapi kalau ku lihat waktu masuk kedalam kelas, sepertinya teman-teman mereka tidak ada yang mencemooh. Mereka mencoba menghibur dengan mengisahkan cerita yang kira-kira akan membuat temannya yang tengah dirundung masalah itu bisa tersenyum walau sedikit. Ah, itulah yang selama ini membuatku salut terhadap sekolah dengan reputasi ‘rehabilitasi’ semacam ini. Biasanya sikap solidaritas antar sahabat itu tinggi, saling menghibur, sekalipun teman mereka baru saja melakukan tindakan ‘kriminal’. Wkwk

Satu lagi insiden terjadi waktu shalat zuhur. Seorang cewek mengadu ke kantor dengan mengatakan ada banyak murid yang berbohong tengah hadi untuk menghindari shalat. Terang saja semua murid yang berhalangan dipanggil, dan saat ku perhatikan jumlahnya memang lebih banyak dibanding biasa. Mereka semua dikumpulkan salam satu ruangan, dan alasan yang mereka berikan sungguh klasik “Belum mandi wajib!”

Kepala Sekolah yang rada geram akhirnya keliling kelas di jam kedepalan untuk mengontrol keadaan kelas satu persatu. Ah, ini pasti hari yang melelahkan bagi beliau. :[

Ada beberapa lagi insiden kecil yang terjadi. Misalnya, waktu ku masuk kelas 7D, ada satu cowok yang direbahkan di atas meja sementara teman-temannya mengerubunginya. Ia tampak meregang nyawa karena kesakitan. Setelah ku perhatikan, sepertinya aku tahu apa masalahnya. Itu tuh... kata temannya tapi ia menabrak sesuatu sehingga his most important thing is hurt. Ahaha. Kalau sudah urusan begitu, gak usah banyak komentar deh.

Di kelas 8B pun, satu cowok jagoan NO. 2 di kelas hari ini malah tidak banyak omong. Saat ku tanya pada cowok jagoan No. 1 di kelas itu apa yang terjadi pada sahabatnya, dia jawab kalau dia lagi putus cinta. Entah atau dia bohong atau tidak, sepertinya dia cukup peka dengan membiarkan temannya ‘menikmati’ kesendirian dan patah hatinya itu. XD

Waktuku mengajar tinggal dua minggu lagi. Semoga hari-hari akhir bisa ku lalui dengan lancar.

Post a Comment

0 Comments