Sumber: indobolanews.com |
Hari raya Idul Adha tahun ini, Alhamdulillah aku bisa kembali melewatinya dengan keluarga. Hari Senin kemarin, aku masih ada kelas PPL. Hari selasa harusnya aku piket, tapi akhirnya ku putuskan untuk tidak datang dan pulang Senin sore itu juga, biar bisa merasakan liburan lebih panjang. Kebetulan memang aku sedang sakit batuk, sehingga mama yang cemas memintaku untuk lebih baik pulang saja.
Tak disangka, Aidah yang ada di Tanjung datang hari raya kali ini, tentu saja bersama kemenakanku yang manja, Fasa. Jadilah hari raya kali ini kami lalui dengan lebih ramai, karena ada di kecil Fasa yang bisa membuat kami gembira dengan celotehan polosnya atau kemarahan tak masuk akalnya.
Hari raya, ya... Ini hari raya pertama, dimana kami sekeluarga tidak bisa melewatinya bersama abah. Well, hari raya tentu saja hari yang bahagia. Tapi di sisi lain, hari itu juga membuatku kembali teringat kenangan bahwa abah meninggal tepat dua hari setelah hari raya Idul Fitri kemarin. Belum genap seratus hari kematian beliau, rasa kehilangan itu jelas masih ada. Namun karena kami semua yakin sekarang abah berada di tempat yang lebih baik, maka kami berusaha sekuat mungkin mengikhlaskan kepergian beliau.
Anyway, hari raya biasanya saat abah masih ada, abah dan mama berkunjung ke Bawahan, tempat dimana Kakek Nenek dari pihak Mama berada. Tapi berhubung sekarang kondisinya udah beda, tentu saja tradisi itu tidak bisa dilanjutkan lagi. Tapi syukurnya, malah paman dari Bawahan yang datang berkunjung. Ngebahas Jokowi yang datang ke Martapura, ngebahas asap, dan lain-lain sebagainya. Komplit dah. Well, walau aku juga tidak begitu akrab dengan beliau, senang aja ternyata beliau masih ingat sama kami. Ya eyalah, keluarga judulnya.
Ke kubur abah? Itu pasti. Saat ke kubur, aku mesti harus menguatkan diri supaya jangan sampai aku menangis. Kan gak enak banget. Yah, aku senang bisa ‘menyapa’ abah kembali. Walau jarang, setidaknya aku menyempatkan untuk pergi ke kubur beliau setiap pulang ke rumah.
Well, sejujurnya tidak ada yang istimewa di hari raya Idul Adha yang ku lalui kemarin. Semuanya tampak sama, kecuali fakta bahwa ane sakit gigi gegara makan daging (haha). Tapi sekarang, saat aku duduk sendiri di kamar kost ku yang sempit, aku mulai merasa hari-hari yang ku lalui di rumah dalam seminggu belakangan ini begitu berharga. Sungguh beruntungnya aku bisa melewati Idul Adha bersama keluarga. Ah, dan aku harus membiasakan diri untuk perayaan dengan suasana semacam itu. Karena di hari raya selanjutnya, sosok abah juga tidak akan ada di tengah-tengah keluarga kami.
I miss you. Itsuka mata aou yo, Tou san.
0 Comments